Pages

Dec 21, 2015

Penyakit Menyebalkan : Ghibah

Penyakit satu ini cukup sulit untuk di sembuhkan bagi sebagian kaum hawa. Penyakit? Iya PENYAKIT. Sekali terjangkit melalui pendengaran dan interaksi, harus banyak istighfar dan menjauhkan diri dari orang-orang yang membuka aib itu ini dan juga televisi. 

Hanya berbicara bagaimana bisa jadi penyakit? Kalbu atau hatilah yang nantinya akan terjangkiti penyakit ini. Cirinya? Sekali terjangkit, akan terus ketagihan bahkan tidak tahan untuk tidak membicarakan orang lain, terutama keburukan. Hati cenderung keruh, sulit untuk melihat sesuatu dengan mata hati, karena hati telah terkotori saat acara ghibah dihadiri. Setan-setan akan dengan mudah menghampiri menghadirkan persangkaan-persangkaan ABCD ke dalam pikiran dan hati. Dan kebanyakan manusia hanya mengikuti persangkaan belaka (QS. 6;116). 

Kemudian, dari acara ghibah tadi baik secara live on dunya, dumay atau sekedar tayangan televisi, para pengghibah, penonton, pembaca dan pendengar tidaklah tahu apakah berita yang dibawa itu kebenaran atau hanya kebohongan. Jika itu adalah kebenaran, jikapun berita baik tidaklah mengapa, tapi jika berita itu buruk sama saja dengan membicarakannya telah membuka aib seseorang. Sedangkan Allah menutupi aib hamba-hambanya, kenapa kita berani membuka aib orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan kita? Bagaimana kalau aib kita yang dibukakan oleh Allah? Bakal lebih sakit lagi. Lalu, jika berita yang dibicarakan itu bohong jatuhnya adalah fitnah! Astagfirullah.....

Lebih menyebalkannya dari aktivitas ghibah ini adalah saat kita membicarakan seseorang tentang sesuatu yang salah di mata kita dan kesalahan lainnya dari orang tersebut, maka amal perbuatan baik yang selama ini kita kumpulkan akan berpindah kepada orang tersebut dan amal buruknya berpindah pada kita. Hanya karena kita menghibahinya. Bukankah itu menyebalkan?

Sayapun hanya manusia biasa, yang terkadang suka terpancing dan pada akhirnya kesal sendiri kenapa membiarkan diri masuk dalam lingkaran ghibah ini. Bukannya tidak berusaha, sebisa mungkin setidaknya mengurangi terlebih dahulu dan tidak menanggapi saat ada orang yang membicarakan keburukan orang lain. Berusaha untuk tidak tergoda dengan ajakan setan yang sentiasa menggoda. 

Jika anda yang membaca ini teman saya, bantu saya menghindari lingkaran menyebalkan ini. Jika anda tidak mengenal saya dan anda muslim, tolong doakan agar kita terhindar dari hal yang amat sangat merugikan ini. Dan semoga Allah menjauhkan kita dari hal-hal yang tidak baik seperti ghibah ini dan sentiasa lindungi kita dari bujuk rayu setan yang menggoda. Aamiin....

Aug 3, 2015

Sungguh Allah lah Mahakuasa Atas Segala Sesuatu

Bismillah

"Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana."
"Milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."  (QS 57;1-2)
Ramadhan kemarin benar-benar berbeda. Pangeran satu-satunya dalam keluarga ini lebih dulu dipanggil untuk menemui Pemilik sebenarnyanya pada 21 Ramadhan. Sakit yang dideritanya selama beberapa bulan terakhir, tak sanggup lagi ditahannya dan hari itu adalah hari terakhir telinga ini mendengar suaranya, mata ini melihat jasadnya, terakhir kali tangan ini memegang tangannya, mengusap wajahnya dan terakhir kali bibir ini mengecup keningnya. Sekarang hanya nisannya yang dapat tangan ini usap dan hanya doa yang terucap dari bibir ini untuknya dikala rindu menyapa. Semoga Allah ampunkan segala salah khilafnya dan tempatkan di tempat terbaik di sisiNya, aamiin.

Ujian dari Allah tandanya Allah sayang, dengan ujian pula Allah tunjukkan betapa Dia Mahakuasa atas segala sesuatu dan betapa diri ini teramat kecil lemah tak berdaya, tak sanggup berbuat apa-apa melawan kuasaNya. Yang sehat berjalan dengan gagahnya bisa dibuatNya sakit lemah tak berdaya terbaring di pembaringan, atau justru yang bahkan tak sakit sekalipun bisa langsung dipanggilNya.

Saat ujian menyapa, Allah ingin lihat apa yang akan hambanya lakukan. Lalaikah dengan kesedihan atau kenikmatan yang menyapanya? Atau justru berlari mendekat padaNya? Merugilah jika lalai dalam taat padaNya saat ujian menyapa dan beruntunglah yang justru berlari padaNya sekuat tenaga kala hati begitu terluka karena kesedihan mendalam. Hanya Dia yang dapat menyembuhkan segala luka hati. Yakinlah Allah sangat menyayangi hambanya dengan segala bentuk ujianNya, tinggal buka mata hati lebar-lebar. Diri inipun tengah berusaha untuk membuka mata hati lebar-lebar, berusaha melihat dengan jelas, karena terkadang saat ujian datang terlalu banyak kabut pekat menyelubungi.

Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Kita tidak tau kapan dan bagaimana kita akan menemuiNya. Sakit berlama-lama kah? Atau justru yang tak terduga? Karena Dialah Yang Mahakuasa, kapanpun Dia mau, dan Dialah Yang Mahabijaksana.
Mama kata "Kita harus siap meninggalkan dan ditinggalkan".  Siap tidak siap ya harus siap terutama untuk meninggalkan. Persiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk hari akhir nanti. Karena kita tidak tahu kapan, tugas kita hanya persiapkan bekal amal yang banyak untuk menghadapNya. Ya, karena kita tidak tahu kapan dan kita sedang dalam antrian...

Sekarang, apa yang sudah kamu persiapkan sampai saat ini?

Tapi, sungguh kuasa Allah bukan sekedar tentang hidup dan matinya makhluk hidup. Dialah Mahakuasa atas segala sesuatu. Awan yang berarak. Angin yang berhembus. Rintik hujan yang jatuh ke bumi. Debur ombak yang bergulung. Gemerisik pepohanan dengan dedaunan yang rimbun. Matahari yang bersinar terang. Dan semuanya bertasbih kepadaNya dengan caranya masing-masing. Jika esok hari masih bisa kita menangis karena kesedihan mendalam, masih bisa kita nikmati indahnya awan berarak, sejuknya angin berhembus, bermain dengan rintik-rintik hujan, berbasah ria dengan ombak di pantai, mendengar gemerisik suara dedaunan yang rimbun, dan menikmati hangatnya mentari pagi, yakinlah Allah teramat sayang dengan kita dan sedang dengan tenang mengamati dan menanti kita untuk berlari mendekat padaNya dengan segala luka hati maupun kenikmatan yang telah diberikanNya pada kita. 

Maukah kamu, dengan segala kepedihan, kesedihan, kesulitan, dan kebahagianmu, berlari mendekatiNya? :)

May 24, 2015

Rindu

terkadang...
entah dari mana datangnya
entah bagaimana mulanya
ada sesuatu yang begitu membuncah di dada...

tak terjelaskan
terkadang menyesakkan
terkadang gelisah
terkadang air mata menitik seenaknya

sebuah tulisan berkata
jika seperti itu yang kau rasa
mungkin
sebongkah kecil daging di dalam sana
yang bernama hati sedang dirindui Sang PemilikNya

rindu ini
terkadang terabai
terkadang tersalah
terkadang justru tak terasa karena kurangnya peka

rindu
yang kadang tak terasa itu
yang kadang terabai itu
apakah tanda kerasnya hati?
walau terkadang kerasnya hati
pun masih dapat kau rasa sesak, gelisah dan air mata jatuh dengan seenaknya
semoga itu tanda  belum matinya hati

rinduNya masih lebih besar dari rasa terabaikan dan disalah artikan
rinduNya masih setia memanggil kerasnya hati

tidakkah kau juga rindu kembali kepadaNya
mengiba dengan pengharapan terbesar padaNya
yang tiada penyesalan dan amarah kala pengharapan terbesar itu tak berujung nyata
karena Dia lebih tahu apa hal terbaik bagi yang dirinduinya

jadi
tidakkah kau juga rindu?

May 15, 2015

27

Alhamdulillah...
Allah sampaikan di angka ini.
1 tahun terakhir begitu menakjubkan
semoga Allah masih berkenan menyampaikan tahun-tahun berikutnya
semoga Allah masih berkenan membimbing diri ini untuk menapaki jalanNya

"Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar" (An Nisa' : 113)

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karuniaNya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas" (Adh Dhuha : 5)

"Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami..." (Ath Thur :48)

dan Dialah penulis cerita paling sempurna....

Apr 19, 2015

Ego

Bismillah...

Assalamualaikum...

Suatu sore saat sedarng bercanda gurau bersama teman-teman, tiba-tiba
"Kak ipit ini tampinlannya aja begitu, bahasanyaaa..."

Dzingg!!!

Biasa saja reaksinya saat itu, tapi dalam hati "bla bla bla......" *mumbling mode on*
Marah tentu saja, tapi tidak diperlihatkan pada saat itu.

Pernah tak alami kejadian seperti itu? Saya iya. marah, kesal, jengkel dkk berkecamuk sangat di dada. Hingga satu pertanyaan  dan pernyataan muncul dengan sendirinya

"Kenapa kamu begitu marah? Mungkin bahasamu memang tidak karu-karuan, tidak teratur. Kenapa kamu harus marah?"
Daaannn saya menyadari kebodohan saya.
Atau pernahkah saat ditanya "Bagaimana kriteria suami/istri yang anda inginkan?" Coba mana suaranya yang jawab salih/saliha, hafal Quran, mapan, cantik/tampan, etc. Sudah lihat diri sendiri bagaimana?

Ini salah dua deteksi : ego. Saat seseorang mengkritik atau memberi saran, bagaimana reaksi anda, apakah itu diperlihatkan secara langsung, atau reaksi yang terjadi di dalam hati, hanya anda sendiri dan Allah yang tahu. Dan saat anda menentukan kriteria calon pasangan anda, anda akan melihat bagaimana ego anda bermain, ini bukan saya yang kata, tapi Ibu Ida Nur Laila saat kuliah pra nikah beberapa waktu lalu dan ego adalah hal kedua yang saya catat dari 4 hal yang beliau sampaikan..

Ego, salah satu penyakit hati yang sulit terdeteksi. Hanya diri kita sendiri yang tau bagaimana ego kita. Saat pembunuh bersalah karena membunuh dan terlihat hasil kesalahannya, hati yang salah ada yang bisa lihat hasil salahnya?
Ego yang tinggi, jika terlalu lama didiamkan, bisa jadi hati kian lama akan semakin keras bahkan mati, "dan berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras" (Al Hadid : 16). Hati mati, hanya keburukan yang dicari pada setiap diri yang menghampiri. Sulit menerima kebenaran dan selalu mencari pembenaran. etc.

Jika hati telah mati, mintalah padaNya untuk menghidupkan hati itu kembali seperti Allah menghidupkan bumi setelah matinya. "Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnyua Allah menghidupkan bumi sesudah matinya." (Al Hadid: 17). Bumi sebesar itu sebesar itu dapat Allah hidupkan kembali, apalagi sebongkah daging bernama hati. Dan jangan biarkan ego kembali mematikan hati yang telah dihidupkan kembali. Bisa saja Allah hidupkan lagi, tapi jika tidak?! Anda jawab sendiri :D

Kebenaran hanya milik Allah dan saya  tempatnya salah yang hatinya masih suka bandel dengan segala pembenarannya. Semoga hati kita senantiasa dilembutkan oleh Allah. Aamiin....
Wassalamualaikum......


Apr 7, 2015

3 Level

Bismillah

Pernah tak rasa tertarik dengan lawan jenis? Tak usah jawab...simpan saja jawabannya :)
Wajar kalau ada ketertarikan antara laki-laki dan perempuan, yang tidak wajar itu perempuan dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki. Ketertarikan bisa karena rupanyanya yang rupawan, atau otaknya yang cerdas cemerlang, atau akhlak yang menawan, atau atau atau yang lainnya tergantung apa yang membuat kita tertarik pada seseorang. Ketertarikan adalah level pertama. Tak ada yang salah, wajar dan fitrah jika tertarik pada suatu hal yang ada pada orang lain.

Dari ketertarikan ini biasanya, mungkin ada sebagian dari kita yang sekedar berucap "wah", mulai stalking medsoc sifulan/fulanah. Ceritanya stalking cuma mau sekali, tapi sekalinyanya kok tiap hari yah?? :p. Lalu mencoba berinteraksi, entah menanyakan kabar, ngobrol santai, bercanda hingga basa basi yang kadang..... (isi sendiri titik-titiknya hehe ). Ah cuma sekali-kali.. (iya sih sekali-kali, tapi tiap hari! hadeeehhh). Ini sudah masuk ke level 2 :  kecenderungan.

Kecenderungan tanda-tandanya biasanya, mulai sering stalking tentang si fulan/fulanah mau di dumay atau dunya. Cara membicarakannyapun seperti ada bintang di pinggiran mata (artikan sendiri ini kalimatnya gimana hehehe ). Mencari cara untuk mencoba berinteraksi dengan si fulan/fulanah. Dan jika sudah sampai di level ini, sebaiknya BERHENTI! Saya yakin tidak ada yang akan mau sampai ke level 3, karena untuk meninggalkan level 2 ini godaannyapun cukup besar. Harus semangat! #lho

Level 3 : Ketergantungan. Seperti candu, sulit lepas. Tidak usah saya jelaskan, mungkin anda tahu sendiri bagaimana seorang pecandu yang selalu ketergantungan dengan obat-obatan. Tak bisa lepas walau sehari mungkin hitungan jam. Bahkan di level ini terkadang seseorang bisa saja bertindak bodoh yang mempermalukan dirinya sendiri.

Kalau sudah terlanjur sampai level 3, bagaimana? Kembali pada Allah... Dia yang Maha Kuasa atas diri tiap manusia. Tangan, kaki, telinga, mata, hati, pikiran dan apa yang ada dalam diri manusia bekerja seluruhnya adalah atas kuasaNya. Jadi, mintalah padaNya agar dijauhkan dari kecenderungan yang dapat merugikan diri sendiri dan minta perlindungan padaNya, bisa jadi kenapa bisa sampai ke level 3 ini juga merupakan tipu dayanya setan yang doyan cari teman dalam neraka tempat penyiksaan. nah loh...?!?

Ketertarikan, kecenderungan, dan ketergantungan. Jika anda sampai pada level pertama, simpan baik-baik, cukup anda dan Allah saja yang tahu. Di level pertama ini setanpun memulai trik-triknya untuk menarik anda sampai ke level 2 bahkan 3. Cukuplah ketertarikan kecenderungan dan ketergantungan kita sepenuhnya hanya pada Allah saja, karena bisa saja itu lebih bernilai di sisiNya.

Sekian...
Kesempurnaan hanya milik Allah dan saya tempatnya salah.
Wassalamualaikum.

Mar 3, 2015

Menjemput Ilmu dan Silaturahmi

Bismillah....

Asslamualaikum....

Mau cerita sedikit tentang perjalanan ke Palangkaraya kemarin yang dimulai dari tanggal 6-9 Februari 2015. Perjalanan itu untuk mengikuti sebuah acara yang mengundang Bapak Cahyadi Takariawan dan istrinya Ibu Ida Nur Laila tentang keluarga bahagia temanya kalau tidak salah dalam ingatan saya. Tapi, sekitar 4 atau 3 hari sebelum hari H keberangkatan, seorang adik yang juga panitia kegiatan tersebut mengatakan kalau yang single tidak bisa ikut acara itu karena itu khusus bagi yang sudah menikah dan pernah menikah. Duh! 
"Tapi tenang aja kak. Kita bisa ikut yang daurah pra nikah sehari sebelum acara keluarga bahagia itu, jadi kakak datang aja..."
Alhamdulillah....

Menjelang besok mau berangkat, teman-teman di sini mengatakan 
"Memangnya Pak Cah jadi datang? Katanya nggak jadi."
What??? Mak tiket dah di tangan dan ini sudah jelang malam, dan sikon masih rapat untuk acara minggu depan. Mau batalin tiket cemana pula. Antara ragu batalin tiket atau berangkat, akhirnya bismillah saja, berangkat! Karena sebenarnya perjalanan itu juga, untuk sedikit menjauh dari kesibukan yang terlalu menguras emosi akhir-akhir waktu itu dan mengunjungi teman-teman yang sudah lama tak bersua di sana. Dan untuk memastikan lagi bagaimana jelasnya, lalu saya menghubungi sang adik, panitia kegiatan itu.
"Jadi ko kak. Kalau misal nggak jadi, aku pasti tau. Masa iya nggak jadi aku panitia nggak tau?!"
Baiklah.... Berangkat apapun yang terjadi di depan sana. Bismillah saja. Dan dalam perjalanan si adik menjelaskan kalau daurah pra nikah akan diisi oleh Ibu Ida.

Keberangkatan hari itu, teman-teman yang di Palangkaraya memang tidak mengetahui kalau saya akan pergi ke sana. Alhasil, saat menelpon si adik untuk minta jemput (karena saya tidak tahu di mana tempat tinggalnya) yang saat itu sedang kajian bersama salah seorang teman saya, sontak telpon saya yang mengangkat adalah teman saya karena si adik keceplosan mengatakan kalau saya datang.

"Pokoknya nginap di tempatku!" ujarnya.
Baiklah. Apa daya haha...
Perjalanan selama kurang lebih 9 jam menuju Palangkaraya, dari jam 8 pagi dan tiba jam 6 sore. Selesai kegiatan bla bla bla akhirnya saya dan teman-teman beranjak ke wisma tempat Ibu Ida menginap, dan saat kami datang sedang berlangsung sharing tentang dakwah. Apa saja yang bisa dilakukan entah itu memulai dakwah, bagaimana menjaga semangat untuk tetap berdakwah, apa  yang bisa kita berikan untuk orang-orang di sekitar kita dan masih banyak lagi. Sebagian besar yang beliau sampaikan melalui cerita orang-orang yang luar biasa untuk memotivasi para aktivis dakwah malam itu (tidak termasuk saya ya, karena saya belum berdakwah apa-apa :) *malusamalebah).

Esok paginya, tibalah saat untuk acara daurah pranikah. Bertemu adik tingkat yang suka dibecandain dulu, juga teman-teman yang sudah cukup lama tidak bertemu, dan orang-orang baru saja dikenal. Ah rasanya memang beda kalau berada di dekat mereka. Sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dan lagi-lagi kegiatan seperti ini, peserta wanitanya lebih banyak daripada yang laki-laki. Dari kegiatan daurah pranikah ini, ada 4 point yang saya dan teman saya dapat simpulkan. Lain kali akan saya bahas di postingan tersendiri.

Selesai acara daurah pranikah, dilanjut dengan seminar parenting yang terbuka untuk yang sudah menikah/belum menikah, yang sudah punya anak/belum. Dan lagi-lagi dipertemukan dengan orang-orang yang membuat saya senang berada dekat-dekat dengan mereka. Ketemu murobbi pertama yang masih cantik seperti pertama bertemu sebelum beliau menikah, dan sekarang sudah punya anak 3 cantiknya masih sama. Daaan saat ketemu murobbi ketiga langsung kena todong

"kapan Fit nyusul?" (gubrak!!!)

"cariin dong mba..."

"kriterianya apa?"

"........" (area ini mesti kelu lidah mau bilang)

*eh ini percakapan pas ketemu di wisma malam itu deng _._

Dan begitulah seharian itu berlalu dengan banyaknya ilmu yang dibagikan Ibu Ida, dari untuk yang belum menikah sampai parenting. Mungkin saking kurangnya, Allah gerakkan kaki-kaki kami ke tempat yang awalnya kami niatkan untuk mengganjal perut, justru mendapat diskusi yang cukup membuka mata dari Bunda pemilik warung pempek yang kami datangi malam setelah kegiatan seharian itu.

Begitulah perjalanan, bertemu dengan teman lama, bertemu dengan orang-orang baru, melihat sifat-sifat orang. Bisa? Tentu saja jika kita memperhatikan. Saat di sana, saya juga bertemu teman lama yang waktu pertama bertemu dan berteman dengannya dia merupakan seorang mualaf. Dengan segala keterbatasan ekonomi dia tetap jalani hidupnya, perjuangannya untuk mengenakan hijab saat SMA, usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saat perkuliahan, sampai akhirnya bertemu kemarin, sungguh Allah itu tidak pernah menyia-nyiakan ummatnya yang berusaha mengubah nasibnya.

Perjalanan, ternyata jika diniatkan dengan pas, apa yang di dapat akan begitu berbeda rasanya dengan yang hanya sekedar jalan-jalan saja. Ini baru saya rasakan dalam 2 kali perjalanan saya, karena sebelum-sebelumnya hanya sekedar jalan saja tanpa ada yang jelas sama sekali tujuannya  sehingga yang di dapatpun ya biasa-biasa saja. Tapi jika perjalanan itu niatnya untuk dapat pembelajaran dari Allah, maka sepertinya segala yang terjadi adalah pembelajaran yang luar biasa, walau terkadang dapat terbacanya belakangan.

Sekian
Terima kasih sudah mau membaca ^^

Wasalasamualaikum......


Feb 2, 2015

Dua Hal

Bismillah

Assalamualaikum...

Sedari kemarin entah kenapa sudah berniat mengerjakan kerjaan dengan cara nyicil sikit-sikit. Tapi hingga pagi tadi, tetap terlewat dari jadwal pengerjaan. Atau seharusnya tidak, tapi saat sampai di bagian pengerjaan yang memerlukan sebuah alat bernama tips 1M, nah tak da di tempatnya pun! Bongkar sana sini tak bertemu, mulai panas kepala itu alat lenyap tak diketahui rimbanya.

Nyesek! Bagaimana tidak, alat kecil mungil ini cukup sulit mendapatkannya. Berbulan-bulan tanya sana sini, menunggu barang restock kembali hingga akhirnya datang yang dinanti, kini hilang tak berarti. *nyesek di pojokan depan lapie* Abaikan!

Baiklah, sambil menahan emosi karena alat yang dicari tak kunjung ditemui, show must go on! Masih lanjut dengan 2 kerjaan yang tersisa. Harusnya, kerjaan hari ini lebih cepat selesai, tapi ternyata molor dari dugaan walaupun para customer tetap pada jamnya mengambil hasil kerjaan. Di sela-sela kesibukan masuk pesan di HP, ajakan jalan, tapi apa daya masih ada kerjaan dan rapat komunitaspun terpaksa dilewatkan.

Setelah seharian berkutat dengan kerjaan yang begitu menguras emosi amarah tak tertahankan. Ya amarah pada diri sendiri yang begitu teledor dengan peralatan milik sendiri yang hingga malam tak juga didapatkan. Mau marahpun pada siapa kecuali pada diri sendiri yang memang salah. Rasanya seharian itu amarah membuncah hanya karena 2 alat kecil yang hilang. Jika saja hari itu dikuasai amarah, mungkin itu kerjaan tidak akan selesai. Alhamdulillah, teringat akan nasihat beberapa waktu sebelumnya "mungkin kamu mengalami macet saat sedang menuju kajian, mungkin Allah sedang melatih kesabaranmu", dan bukan tidak mungkin kehilangan 2 alat kecil itu cara Allah untuk melatih saya untuk mengontrol emosi :'). Alhamdulillah

Nah itu hal pertama di hari itu, hal kedua, saat menolak ajakan jalan kakak kelas yang awalnya kesal sekali, tak bisa santai sikit pun. Tapi setelah cukup malam, buka-buka hp cek-cek BBM, hmmm akhirnya saya bersyukur tidak datang pada ajakan itu. Jika jadi, mungkin saya akan lupa waktu.

Jadi alhamdulillah Allah SWT jadikan hilang 2 alat kecil tadi, hingga saya jadi banyak kerjaan, dan saya tidak jadi menerima ajakan jalan dan kongkow-kongkow itu. Dan malam itu, yang harusnya saya menangis karena kehilangan 2 alat mungil, tapi yang terjadi senyum sumringah mengetahui betapa bodohnya saya. Allah hilangkan 2 hal mungil, tapi Allah beri 2 hal besar sekaligus.

"Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan." :')

Jika sesuatu tidak berjalan seharusnya, lihat secara keseluruhan. Kaitkan tiap benang merahnya. Siapa tahu, saat kita akan menyesali atau menangisi satu hal, tapi sebenarnya Allah sedang memberikan banyak hal, hanya tinggal buka "mata" lebar-lebar. :)

Alhamdulillah...

Wassalamualaikum.....

Feb 1, 2015

Geregetan dan sedikit radom

Bismillah

Asslamualaikum...

Saya : kak, di umur kita ini rentan ya... ditanyain mulu!
Kakak D : Iya Fit, kakak juga. Sampe disuruh paman "tuh kamu perlu acara mandi kembang".
Saya       : hahahaa... sama dong disuruh mandi pagi-pagi sebelum ayam pada berkokok pake kembang 7 rupa, terus bawa kantil ke mana-mana. Demi apa coba?!?! Nggak tau apa air di kota ini dinginnya ampun apalagi kalau musim hujan...
Kakak D : hahahahahaa.......

Ya, mungkin banyak teman-teman, saudara, keluarga bertanya-tanya
"Kok masih sendiri aja?"
"Calonnya mana?"
"Kapan nih nikahnya?"
"Ayo buruan!" (ini mah bukan nanya tapi nyuruh)

fyuhhh....
Kalau tidak ingat sudah menganut  "No couple before akad", bisa saja tak sendiri tapi dengan pasangan dengan jalan yang tidak seharusnya.
Kalau saja mata ini bisa lihat catatan Lauh MahfuzNya, mungkin saya kasih tau deh siapa nama calon dan kapan tanggal nikahnya. hehe...

Rejeki, jodoh, mati itu ada ditanganNya. Kalau dikatakanNya dapat, bertemu dan mati, ya jadilah dapat, bertemu dan mati. Tapi kalau Allah kata "tahan dulu, Aku mau lihat sejauh apa upaya umatKu untuk meminta dan mendapatkan apa yang diinginkannya.". Gimana tuh? 

Juga tahukah, untuk orang-orang yang menjaga dirinya sampai dipertemukan dengan pasangannya, ternyata pun banyak yang main bisik-bisik menggoda hati yang sedang berusaha terjaga. Dialah setan yang suka bikin gergetan. 
Yes, makhluk ini suka bikin geregetan. Tipu muslihatnya sungguh kadang tak kelihatan. Berhijab untuk menjaga diri, tapi gamis berwarna warni, motif bunga-bunga sana sini, jilbab jreng dengan bros besaaar sekali... di depan cermin lamanya nauzdubillah. Biar apa? supaya terlihat cantik di depan orang-orang? Lah kok jadi menarik perhatian gini? Nah ini waktu nyermin nggak doa kayanya jadi dibisikin setannya macam-macam deh. Atau waktu posting foto diri, "wah si A ngelike pertama (tersipu malu depan HP/lapie)". Lalu setannya berbisik : Si A mesti suka sama kamu dan bla bla bla,,," dijadikannya indah dalam angan dan pikiranmu. Gubrakkk. Pecahkan saja cerminnya, beli baru lagi. Lho?!? Itulah kenapa sampai ada "dia yang PHP, atau kamu yang keGRan?" Apalagi kalau bukan kerjaannya makhluk yang terusir dari surga karena tidak mau sujud pada nabi Adam. Jaga hati itu perjuangan jendral!

Tapi tak usah gundah gulana, karena Allah itu romantisnya luar biasa. Siapa yang dipilihkanNya biarkan jadi rahasiaNya. Yang jelas perbaiki diri bukan demi pasangan yang diharapkan, tapi demi lebih dekat dengan yang punya dunia dan seisinya, Allah azza wa jalla. Kalau memperbaiki diri demi mendapatkan pasangan, terus kalau sudah diberi sama Allah, malah hilang deh itu program memperbaiki diri tingkat lanjutnya karena asyik sama pasangan, lupa sama yang memberi pasangan. 

Allah tidak pernah tidur. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, dekatkan diri dan berdoa tiada henti padaNya. Bahkan Robert Davilla yang lumpuh leher hingga kaki akhirnya dapat bertemu orang yang dianggapnya teman yang pada mulanya hanya bisa dilihatnya melalui layar 21". Jika bukan di dunia ini, mungkin Dia persiapkan di akhirat nanti pasangan hati yang dinanti.


Maha Benar Allah dan saya lagi-lagi tempatnya tersalah tiada kira. 
Moga Allah ampunkan salah saya dan salah yang membaca...
Semoga Allah berikan jodoh yang terbaik dari sisinya bagi yang belum bertemu dengan jodohnya. Yang sudah bertemu dengan jodohnya, semoga jodohnya sampai akhirat nanti.

Aamiin ya Rabb...

Wassalamualaikum

Jan 20, 2015

Bekal

Bismillah

Assalamualaikum...

Terlahir di keluarga muslim, hidup serba berkecukupan. Apa-apa serba cukup. Pangan, sandang, papan, pendidikan, cukup. Hidup lempeng-lempeng saja, kadang bahagia dan terkadang menangisi yang tiada berguna. Berfikir sudah mengerti dunia. Tapi apa kata dunia? Kamu belum belajar apa-apa. glek!

Beberapa waktu lalu, seorang teman selalu bercicitcuit di akun medsosnya tentang mengumpulkan bekal. Waktu itu saya selalu berfikir yang dia maksud dengan mengumpulkan bekal adalah ilmu pengetahuan tentang Islam, karena memang dia juga memegang akun tentang syiar islam kurang lebih begitu.

Kemudian, beberapa minggu terakhir ini, dimulai dari iseng mencari lagu-lagu islami yang berbahasa arab/inggris di medianya mamas yucup, lalu terdampar pada video-video yang bukan lagu sama sekali isinya dan kebanyakan berbahasa inggris. Dengan bahasa inggris terbata-bata coba mengartikan apa isi video-video yang merupakan video dakwahnya para bule pakle sana. 

Dari video-video itu, yang awalnya saya fikir hidup sudah berkecukupan, ternyata kosong. Nggak bersyukur ya? Bukan, hanya saja ada bagian yang terasa kosong. Yang saya fikir, saya benar-benar percaya Allah, nol sama sekali. Jika saya percaya Allah, harusnya saya juga percaya bahwa suatu saat nanti akan ada masa di mana saya akan mempertanggung jawabkan apa saja yang sudah saya lakukan di dunia di hadapanNya, harusnya juga persiapkan apa yang akan saya sampaikan pada saat itu. Ini yang dimaksud teman saya dengan "mengumpulkan bekal". Bekal apa yang sudah dipersiapkan jika sampai di hadapanNya? Yang baik kah? Atau keburukan kah?

Ih kok serem sih hari gini ngomong beginian?
Seperti kata bang Andre Taulani, "kiamat sudah dekat bro!"
Lagi-lagi balik ke "bekal apa yang sudah disiapin?" Karena kita tidak akan pernah tahu batas kontrak kita dengan Allah sampai kapan di dunia ini, dan jika ditilik kembali ke masa-masa yang sudah terlewati apakah yang terlihat banyak keburukan atau kebaikan hanya diri sendiri yang bisa menilainya.

Jika saya melihat ke belakang, duh sungguh saya adalah orang yang merugi. Tak punya bekal sama sekali yang bisa dibanggakan. Jadi orang baik "secukupnya". Shalat "secukupnya" tanpa tau makna bacaan shalat itu apa, baca Quran "secukupnya" tanpa memahami Quran itu sendiri pokoknya kelar target wes beres. Kata ustadh Nouman Ali Khan " kamu tidak akan menguap saat shalat jika kamu tahu paham arti bacaan dalam shalat", dan seorang hafizd berkata "kenapa kamu tidak menangis saat membaca Quran?". Padahal pada zaman Rasulullah pernah ada dari kaum Quraisy yang begitu membenci Rasul, yang menantang Rasulullah untuk berdebat dan ketika orang Quraisy itu selesai berbicara, Rasul hanya melafalkan Quran sampai selesai dan orang Quraisy itu menangis mendengarnya dan pergi. 

Ya, dari kecil diajari iqro kemudian baca Qurannya, sekarang menghafalnya tanpa tahu arti dan maknanya. Hayo cung, siapa yang juga begitu?? Membaca dan menghafal.
Lalu apa hubungannya dengan bekal tadi?
Hmmm... Jika di dalam Quran termuat semua tentang seluruh aspek kehidupan, lalu kenapa tidak belajar dari isi Quran itu sendiri tentang kehidupan? 
Jika paham apa isi Quran, tinggal melakukan sesuai isi Quran tadi. Jika sudah praktek isi Quran, sedang Quran itu adalah perkataan Allah langsung, berarti....??? 
Bekal apa lagi yang diperlukan jika semua yang kita lakukan sesuai isi Quran?

Tapi Quran itukan bahasa Arab, susah belajarnya!
Allah kata
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk mengingatKu" (QS 54:17)
Allah sendiri yang kata kan? Masih sulit juga, lanjutkan saja biar Allah yang mudahkan, karena umatnya berusaha untuk mengingatNya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasanya ada yang kurang jika terus-menerus membaca Quran tapi tak paham maksudnya, shalat tapi hanya sekedar kewajiban tanpa memahami apa bacaan yang dibaca. Kenapa tak sekalian memahami? Pasti rasanya akan berbeda sekali ya... Dan terkadang saya marah pada diri sendiri pada saat shalat tapi tak paham apa yang saya baca. Jika kita paham Quran yang merupakan pesan dan mukjizat dari Allah, praktek di kehidupan sesuai Quran, bekal kita saat menghadapNya tercukupi insha Allah. Asal niatnya belajar memahami Quran hanya untuk mengingat Allah semata.

Saya menulis ini bukan berarti saya sudah bisa bahasa Arab, saya mengerti dan sebagainya. Belum, belum ada bahkan sekatapun kosakata Arab yang saya pelajari. Saya menulis ini, untuk mengingatkan diri saya sendiri, dan sebagai penyemangat diri sendiri untuk belajar bahasa Arab yang merupakan bahasa Quran. Karena sungguh setan itu banyak caranya untuk melalaikan, untuk mengalihkan. Sayapun masih suka teralihkan. Dan inilah sebagai pengingat saya jika saya ingin belajar dan QS 54:17 adalah pengingat akan janjiNya. Semoga saya, anda yang membaca, kita bisa mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya saat menghadapNya nanti, insha Allah, salah satunya dengan belajar memahami pesan dan mukjizat dari Allah, Al Quran.

Kebenaran hanya milik Allah semata dan saya adalah gudangnya salah..
Semoga Allah bersedia ampunkan kesalahan saya....aamiin (aamiin kan yaaa...)




Wasalamualaikum....

Jan 16, 2015

Sehari tanpa smartphone

Bismillah...

Assalamualaikum...
Smartphone, barang yang saat ini hampir tak pernah lepas dari pikiran, pandangan dan tangan. Pikiran dan pandangan ikut juga? Iya, karena walaupun tangan tak memegang smartphone, saat tak bisa memegang tapi mata dan pikiran sering tertuju pada smartphone. Duh ada yang bbm nggak ya, ada yang ngetweet nggak ya, ada wa baru nggak ya dan berbagai alasan lainnya yang membuat pikiran dan padangan tak lepas pada barang satu itu.

Smartphone memang barang yang sangat penting untuk saat ini. Tidak hanya sekedar alat untuk berSMS dan bertelepon ria, untuk ajang narsis upload foto di berbagai media, curcol atau curjangbar (curhat panjang lebar, hehe... *bukan saya), ajang pamer lagi di mana, tempat mencari pengetahuan dari yang nyata sampai ghaib (ada-ada aja), untuk berbisnis, untuk berbagi pengalaman, pesan moral agama atau pengetahuan melalui twitter facebook atau foto di instagram, dan sebagainya masih banyak lagi sebenarnya bahkan dipakai untuk mengajipun ada menggunakan Quran digital karena malas bawa Quran yang bentuk buku katanya, smarthphone lebih praktis. Tak dipungkiri, smartphone sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari saat ini.

Memang smartphone sangat penting, sangaaaaatt terutama untuk yang bisnisnya online, sebentar-sebentar lihat handphone tak bisa lepas. Tdak cuma pebisnis online, yang sibuk katanya rapat tak bisa datangpun bisa sibuk terus koordinir melalui BBM, WA, atau Line pada anggota rapatnya. Tak cuma itu saja, anak ABG pun tak bisa lepas entah itu sekedar chitchat dengan teman-temannya atau lihat newsfeeds habiskan waktu lama, masih anak ABG, anak UMUR 3 TAHUN tak bisa lepas dari handphonenya hanya untuk main game yang menghabiskan waktu berjam-jam sampai baterei handphonenya habis.

Sepenting itu kah smartphone?

Saat waktu dihabiskan hanya untuk chitchat yang kadang mungkin bukan hal begitu penting.
Saat waktu dihabiskan hanya untuk mencari materi terus menerus.
Saat waktu dihabiskan hanya untuk melihat recent update orang-orang yang bahkan tidak ada manfaatnya dalam status itu.
Saat waktu dihabiskan hanya untuk main game yang katanya melatih otak tapi tak kenal batas waktu, apakah itu melatih otak. Jika hanya otak yang dilatih untuk masa depan di dunia nyata, pernah kah terfikir untuk melatih sesuatu yang akan dibawa ke akhirat kelak?
Yang katanya mendekatkan yang jauh, tapi saat bertemu justru lebih banyak bercengkerama dengan smartphonenya daripada berbicara dengan orang yang nyata ada di hadapannya.

Pikirkan lagi.

Sepenting itu kah?

Kalau pada saat chitchat bersama teman bisa panjang lebar, tapi saat bertemu hanya asik main smartphone, smartphone TIDAK PENTING! kenapa? karena kita kehilangan kesempatan untuk menjalin silaturahmi lebih erat pada saat pertemuan terjadi.
Kalau selalu pegang smartphone entah untuk bisnis atau lihat recent update sampai lupa sedang di dalam rapat, sedang ada kumpul keluarga, sedang dalam majelis ilmu, maka smartphone TIDAK PENTING! kenapa? karena kita akan melewatkan momen-momen yang mungkin tidak akan terulang lagi, ilmu yang berharga, pengalaman organisasi yang nyata.
Kalau main game sampai lupa waktu, maka smartphone TIDAK PENTING! kenapa? Masih banyak hal yang bisa dilakukan mengisi waktu luang yang banyak dengan hal yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat. Karena hidup bukan melulu di dunia. Bekal apa yang sudah dipersiapkan untuk menghadapNya di padang Mahsyar nanti?
Kalau anak kecil tak bisa lepas jauh dari gadget/smartphonenya pada saat waktunya shalat atau belajar mengaji, buang jauh-jauh itu smartphonenya. Kenapa? karena jika dia lebih ingat tokoh kartun dan alur game daripada huruf hijaiyah cikal bakal dia memabaca Quran atau melewatkan kesempatannya bermain sepeda-sepedaan, berlari-lari dengan teman sebayanya, maka selamat, kita baru saja merusak masa depannya.


Coba, 1 hari saja tanpa smartphone. Habiskan waktu untuk bercengkerama dengan keluarga, mengajari adik-adik permainan yang mengasah otak dan saraf-saraf motoriknya. Lebih banyak membaca buku atau Quran. Memasak. Membersihkan rumah. Bertemu dengan teman dan mengobrol tanpa menyentuh handphone (HP), karena pertemuan lebih banyak makna daripada sekedar bercengkerama di dunia maya yang entah yang sejujurnya atau sekedarnya, tiada yang bisa menduga. Karena saat bertemu, raut wajah, senyum, ekspresi mata, bahasa tubuh nyata adanya.
Jika tidak bisa sehari, cobalah 6 jam. Jika tidak bisa, 3 jam saja. Tidak bisa juga? baca Quran 1 jam. Masih tidak bisa lepas dari handphone? 1 menit saja untuk istighfar.

Sepenting itukah smartphone bagi hidupmu?

Seketergantungan itukah dirimu dengan alat yang bernama smartphone?
Hingga bisa melewatkan masa-masa yang tidak mungkin terulang. Waktu bersama keluarga, teman yang benar-benar peduli, kesempatan memperbaiki masa depan adik-adik kecil yang asik dengan gadgetnya. Atau kita yang malah melewatkan masa depan kita sendiri yang katanya ingin masuk surgaNya tapi saat azan berkumandang masih asik dengan HP. Yang katanya ingin jadi penghafal Quran tapi selesai shalat antara Quran dan HP yang tergeletak, HP lebih dulu diraih daripada Qurannya. Yang katanya mau jadi penghafal Quran, lah baca recent update orang lebih lama daripada baca Quran. Gimana mau masuk surga? Gimana mau jadi penghafal Quran? Gimana mau jadi orang yang lebih baik?
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri." (Ar-Ra'd : 11)

Tulisan ini hanya pengingat untuk siapa saja yang membacanya dan juga yang membuat tulisan ini, yang masih sukar lepas dari smartphone dan gadget lainnya.
Semoga hari ini Quran lebih banyak kita pegang atau baca ketimbang chatchitchut di BBM, WA, Line atau hanya melihat recent update.

Kebenaran hanya milik Allah semata dan saya tempatnya salah.
Wassalamualaikum....

Jan 12, 2015

Bagaimana Buktikan?

Bismillah..

Assalamualaikum...




Entah sudah berapa kali melihat video ini, sembari terus memperbaiki artian dengan english yang belepotan, but i try. Dan tiap kali  melihat video ini, tiap kali juga rasanya wajah ini ditampar begitu kerasnya.
Allah begitu cinta pada hambanya.
RasulNya pun begitu mencintai ummatnya yang belum pernah ditemuinya.
Rasanya malu sekali tiap diri ini berkata, memajang foto profil atau posting foto di berbagai medsos bertuliskan "I love Allah", "I love Muhammad saw", "I'm proud be Muslim", tapi belum ada apapun yang diri ini lakukan untukNya dan kekasihNya. 

Bagaimana buktikan cinta itu? Apa yang bisa dilakukan? Melanjutkan dakwah orang mulia yang begitu dicintai, Muhammad saw.
"Dan hendaklah di antar kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, meyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Ali Imran ; 104)
See, Allah pun pinta untuk lakukan apa yang kekasihNya lakukan berabad silam. DAKWAH. Dan yang lakukan itu adalah orang-orang yang beruntung. Tak maukah jadi salah seorang yang beruntung itu?

Tapi, tidak bisa dipungkiri pikiran negatif selalu berbarengan dengan hal positif. Rasa ketidakmampuan untuk melakukan dakwah karena pengetahuan tentang Islam yang kurang, tidak memiliki kemampuan komunikasi yang cakap, perasaan tidak bisa dan sebagainya akan selalu hadir. Tapi Rasul sudah tunjukkan contohnya, bahwa selalu selalu berpikiran POSITIF akan segala hal. Dan Allah katakan
"Kamu (umat Islam) adalah umat TERBAIK yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (Ali Imran : 110).
Allah katakan kamu adalah terbaik. TERBAIK. Tidak ada alasan lagi. Jika pikiran negatif selalu datang, HARUS selalu INGAT orang mulia hingga akhir zaman Rasul Allah Muhammad saw selalu berpikiran POSITIF.

Lakukan tanpa tapi dan nanti. SEKARANG.
Insha Allah BISA, luruskan niat LILLAH.
Jika dipikir terlalu banyak dosa sehingga rasa tak layak lakukan kebaikan, mohon ampun padaNya dan biarkan Dia yang menilainya, yang penting BERGERAK SEGERA lakukan pintaNya menyeru pada kebajikan walau baru bisa sebesar biji zarrah.

Allah tak pernah tidur. Allah selalu memperhatikan.

Tulisan ini sebagai pengingat diri ini yang begitu banyak dosa yang belum lakukan apa-apa untukNya.
Kesempurnaan hanya milik Allah semata dan saya tempatnya salah yang begitu banyaknya.
Semoga Allah ampunkan segala kesalahan saya. Aamiin

Wassalamualaikum...


Jan 7, 2015

Katanya Cinta

Bismillah

Assalamulaikum....

Cek cek...
Mana yang katanya suka bilang cinta? :)

Katanya cinta..
Tapi, tiap panggilannya menyapa dalam 5 waktu tak bersegera pergi menghampiriNya
Katanya cinta...
Tapi bangun pagi yang pertama sosmed di handphone dan lapie yang disapa
Katanya cinta...
Tapi surat cinta kekal hingga akhirat sana tak pernah dibaca

Ya katanya cinta...
Tapi tidak tahu apa-apa tentangNya. Tuk mencaripun kau kata sibuk tak ada waktu untuk membaca. Banyak alasan kau pakai tiada guna.
Ya katanya cinta...
Kala susah terhimpit beban hidup di pundak, lelah cari solusi tiada tercerah kau datang adu padaNya. Lalu saat bahagia terasa dimana kau ucap syukurmu untukNya?
Ya katanya cinta...
Saat kewajiban dan sunnah kekasihNya kau jadikan bahan olok-olok, masih bisa kau katakan kau cinta padaNya?

Mudah ya berkata cinta, yang menulis inipun terkadang lupa kalau cinta harus dengan bukti bukan sekedar kata-kata.
Buktinya?
Ah masih sedikit sekali pemahamanku tentang ilmuNya
Masih sedikit sekali kewajiban dan sunnah yang baru dijalani
Masih sedikit sekali  tulisan atau hal-hal kebaikan yang dibagi
Ah bahkan seujungnya debu belum ada sama sekali buktinya

Padahal cintaNya abadi mulia hingga akhir masa untuk hambanya
Buktinya?
Itu paru-paru masih bisa bernafas dengan leluasa
Jantung masih bekerja dengan luar biasa
Suara masih keluar dengan lantangnya
Telinga masih mendengar dengan tajamnya
Tangan dan kaki masih lincah bergerak ke mana saja
Dan Dia menunggu kau buktikan cinta
Tak mengapa walau sedikit saja kau lakukan kebaikan karena Dia
Tak mengapa walau sekitar mengasingkanmu tapi semua demi mengharap ridhaNya
Tak mengapa walau sekitar mencibirmu asal Dia tersenyum di singgasanaNya
Tak mengapa walau sekitar kata kaupun banyak dosa sok suci bla bla bla, Allah kan ada dan lebih tahu segalanya...

Jadi, lakukan saja kebaikan walau sebesar biji zarrah dan biarkan Allah saja yang menilainya
Toh biji zarrah biar kecil ditumpuk terus akan banyak juga pada akhirnya
Jadikan yang "katanya cinta" menjadi " ini lho cinta", tunjukkan hanya padaNya
Tak usah kau pinta penilaian manusia, cukup Allah saja.

Sekian...
Yang tulispun masih banyak kurangnya
Yang tulispun jadikan ini sebagai pengingat diri sendiri saja
Kebenaran hanya milik Allah semata dan saya tempatnya salah tiada terkira
Semoga Allah ampuni saya....

Wassalamualaikum :)