Pages

Nov 29, 2011

Journey Of Hijab #2

Baiklah.... Kita lanjut lagi cerita hijabnya yaa :)

Setelah memakai jilbab di kelas II SMA, terus terang saat setelah mengenakan jilbab itupun saya masih belum tau seluk beluk tentang jilbab itu. Taunya cuma wajib gitu aja dan saya cuma mau memakainya. Sedikit kaget teman-teman saat masuk sekolah di tahun ajaran baru melihat saya dengan jilbab yang terpasang di kepala. Tapi saya lebih kaget lagi, nggak berselang lama saya memakai jilbab, berbondong-bondong kemudian teman-teman perempuan saya juga ikut mengenakan jilbab. Entah apa yang melandasi tindakan mereka saat itu, saya ikut senang. Senang paling tidak ada teman seperjuangan yang baru memulai jalan yang sama, mengenakan jilbab.

Waktu berlalu.... Biarpun sudah mengenakan jilbab, karena ilmu dan pemahaman tentang jilbab masih kurang, jadinya ya kaya gitu-gitu aja memakai jilbabnya. Bisa dibilang juga si jilbab ini punya rutenya sendiri. Ini dia rutenya :
Sekolah : Jilbab
 Rumah : Lepas
Jalan-jalan : Jilbab
Yak begitulah.... Masih pakai aturan lepas pasang. Lepasnya memang di rumah aja, karena selalu ingat pesan Mama "sekali pakai itu jangan dilepas-lepas lagi". Pernah sekali kalau nggak salah waktu itu pas jogging sore sama teman-teman. Sekali-kalinya itu nggak pakai jilbab keluar rumah. Mau tau rasanya gimana? Saya merasa setiap mata yang memandang saya seakan melucuti saya. Rasanya seperti nggak mengenakan sehelai pakaianpun, dan itu saya rasakan saat saya tidak mengenakan jilbab! Dari situ, kapok! Nggak lagi-lagi mau keluar rumah tanpa jilbab. 

Naik ke kelas III SMA, masih tetap setia dengan jilbab. Walaupun mengikuti berbagai kegiatan ekstrakulikuler, jilbab nggak boleh lepas! Saat kelas III ini ada yang banyak disayangkan, teman-teman yang waktu di kelas II bersama-sama memulai mengenakan jilbab, sebagian ada yang melepas jilbabnya di kelas III. Tapi sebagian juga ada yang tetap mengenakannya bahkan sampai sekarang...

Sampai di sini, ilmu tentang jilbabnyapun masih itu-itu aja. Jilbab itu wajib! Tapi bahkan saya saat itu belum bisa sepenuhnya mengikuti kata wajib itu sendiri. Dan belum bisa mengikuti aturan main dari jilbab itu sendiri... 
Yap! Sekian dulu cerita tentang hijab saya kali ini. Selamat malam :)
 

Nov 25, 2011

Musuh Itu Ada Dalam Diri Sendiri

Yap itu tepat banget!

Keadaan seperti ini pernah saya alami ketika jaman-jamannya dikejar yang namanya SKRIPSI!!!!

MALAS!!!

Itu musuh berat yang harus selalu diberantas! Dimusnahkan! Diluluhlantahkan! Dibasmi! Diberantas ke akar-akarnya!

Yap dan musuh itu memang berasal dari diri sendiri. Kesal dan jengkel saat musuh satu ini menghampiri... Tapi, di saat musuh itu datang menghampiri, di saat bersamaan juga muncul pernyataan...
"Kalau tetap berdiam diri karena musuh satu ini, MIMPI akan jauh dari NYATA"
"MIMPI-MIMPI itu terlalu BESAR untuk dikalahkan musuh yang benama malas"
Jadi, musuh yang datang dari dalam diri sendiri itu juga memiliki musuh bebuyutannya di tempat yang sama. Terlalu biasa jika MIMPI BESAR dikalahkan hanya dengan rasa malas. Dan saya yakin, SAYA, ANDA, DIA, MEREKA, KITA terlahir bukan hanya untuk menjadi biasa-biasa saja. Karena kita terlahirpun dengan proses yang panjang yang LUAR BIASA. 

So, usir rasa malas agar menjadi LUAR BIASA! GANBATTE!!! ^^

Tidak Perlu menunggu

Sekitar 1 minggu kemarin saya sempat mengirimkan email kepada seseorang. Email itu untuk menanyakan pendapat dia. Sehari dua hari ditunggu belum kunjung dibalas juga. Masih positif berpikir mungkin dia sedang sibuk dengan urusannya. 

Sudah gemas di hari kedua, dengan tetap berpikiran positif dan akhirnya ambil inisiatif.
"Kalau menunggu pendapat orang ini, iya kalau dibalas emailnya, kalau nggak?? Bisa nggak maju-maju ini..."
Yah... Terlalu banyak diam menunggu tanpa melakukan sesuatu, apalagi sesuatu yang ditunggu itu tidak pasti antara iya atau tidak sungguh bagi saya adalah hal yang sangat tidak mengenakan. Lebih baik melakukan sesuatu yang ada manfaatnya walaupun belum ada hasilnya, dari pada menunggu sesuatu tanpa berbuat apa-apa dan tidak menghasilkan apa-apa. 

Jadi, daripada melongo tanpa hasil apa-apa, yuk mari kita lakukan sesuatu sembari siapa tau ternyata nanti yang ditunggu akan datang dengan sendiri dan kita sudah memiliki sesuatu yang sudah kita lakukan sambil menunggu tadi ^^ 
Dan untuk sesuatu yang baik, untuk apa menunggu langsung action aja! TIDAK pakai "TAPI" dan "NANTI" kata Motty. Yuk langsung cuss ACTION!!! 

FIGHT!!!!

Nov 14, 2011

Belum Waktunya Menyerah!

Bosan!
Keadaan yang sangat menyebalkan. Kenapa??? Karena di saat itu semua keluh kesah keluar, rasa malas keluar, semangat menjadi hilang, dan yang paling parah rasa ingin menyerah juga muncul.

Di saat seperti itu, selain berdoa pada Allah yang paling mujarab, ya jalan-jalan dan sharing santai dengan orang-orang baru (masih nyambung nih temanya dengan postingan kemaren :D ) . Balik lagi, rasa syukurlah yang utama dan sedikit refreshing agar pikiran bisa kembali fokus, mengatur  kembali segalanya agar dapat berjalan sesuai keinginan atau yang lebih baik dari itu dan tentu saja semangatpun kembali berkobar. MERDEKAH!!!

Yah, bersyukur masih diberikan waktu untuk bersyukur.
Bersyukur masih diberikan waktu untuk refreshing.
Bersyukur rasa bosan hanyalah bagian dari ujian kecil untuk mengetes sejauh mana seseorang dapat terus berjuan demi apa yang diinginkan.
Bersykur masih dapat meneruskan perjuangan mewujudkan mimpi.
Bersyukur karena sekarang belum waktunya untuk menyerah!

KEEP F!GHT!!!

Nov 13, 2011

Menulis! Menulis! Dan Menulis!

Menulis adalah terapi! Itu yang dikatakan Pak Jonru, seorang penulis senior tentunya. Dan yang beliau katakan memang BENAR!

Menulis, kita bisa menuangkan apa saja yang inginkan. Mau sedang marah, sedih ataupun senang tuliskan saja, dan rasakan bedanya. Hanya, kalau sedang marah ataupun sedih usahakan jangan menulis di jejaring sosial ya...kasihan yang baca bisa ketularan sedih atau bete. 
Dengan menulis juga kita akan mudah mengingat, karena apa yang ada dipikiran kita sudah tertuangkan dalam suatu media, baik itu di atas kertas, file maupun yang sudah terposting di blog yang artinya dapat kita baca kapanpun kita mau.

Bagi saya sendiri, manfaat menulis selain 2 hal di atas tadi, menulis itu seperti doa yang dipanjatkan. Semenjak mengetahui tentang apapun yang dituliskan akan berpengaruh bagi orang lain, saya berusaha apa yang saya tuliskan adalah yang positif saja terutama di jejaring sosial. Tentu saja yang saya tuliskan akan menjadikannnya sebagai doa dan harapan. Dan harapan saya tentu saja orang yang membacanya akan mengamininya, yah itung-itung ngedobel pahalanya (lhoo... :p hehehe ).

Selain itu, entah secara atau sadar atau tidak kadang ketika saya sedang menuliskan tentang keluh kesah, kemudian di baca lagi malah jadi mikir
"Ih kok gini sih! Cemen amat!"
Jleb! Langsung deh DELETE itu kalimat yang tadinya isinya marah-marah atau ngeluh menjadi kalimat yang POSITIVE yang bisa membangkitkan semangat, minimal untuk diri sendiri. Dengan menulis, membuat saya untuk bisa tetap berpikir jernih dan tetap waras tentunya *eh...

Yah, masih banyak lagi manfaat dari menulis ini yang juga sedang saya coba cari *maklum yah masih awam :D *
Dan bagi yang ingin jadi penulis tapi selalu bubar jalan idenya saat ingin menulis, kata Pak Jonru dan Mbah J, usahakan dalam sehari minimal HARUS ada satu tulisan. Saya pun mengikuti apa yang beliau-beliau itu katakan. 
Ya! Minimal HARUS ada satu tulisan dalam sehari. Semuanya dimulai dari nol, jika tekun siapa tau suatu saat kesampaian jadi penulis (amiiinnn). Jikapun tulisannya belum sempurna, sempurnakan sambil jalan kata Pak Ippho Santosa.

Jadi, selamat menulis..... :)

Nov 12, 2011

Saat Masalah Melanda, Bersyukurlah

Mengeluh = Memperberat Masalah

Percaya???

Iya dongg....
Saat kita mulai mengeluhkan suatu masalah, maka makin terasa beratlah masalah itu untuk dilewati atau diselesaikan. Apalagi kalau keluhan-keluhan itu tanpa ada solusi, hanya mengeluh dan mengeluh. Seperti "duh kenapa sih kaya gini terus", "duh nggak sanggup lagi rasanya", atau "ya Allah sudah nggak kuat dengan semua ini" dan sebagainya. Jika hanya seperti itu, percaya deh itu kepala rasanya akan semakin berat plus cenat cenut. Seperti pengalaman seorang teman saya. Saya yang kadang suka melihat update status teman-teman saya di facebook, salah satunya sebut saja si A ini. Setiap buka facebook mesti mengeluh saja kerjaannya. Nggak cuma di facebook tapi juga di BBM (syukur dia nggak punya acc twitter :p ). Beuh! Yang melihat plus membaca ini sampai jengkel.
"Apaan sih ini orang mengeluh terus..."
Yang tadinya mood sedang bagus-bagusnya jadi gemes ingin memarahi si teman ini. Hal ini juga dialami oleh teman saya yang lainnya, yang melihat status temannya seperti si A tadi.

Saya tentu juga pernah mengeluh. Tapi, dulu saya sempat membaca atau mendengar entah di mana lupa total, kalau apa yang kita ucapkan atau tuliskan, baik atau buruk, hal itu akan berpengaruh pada orang lain. Semenjak itu, saya selalu berusaha untuk menjaga apa yang saya ucapkan dan tuliskan apalagi di hadapan orang lain. Karena tentu saja jika suatu tulisan di post di media jejaring sosial yang tentu akan dibaca banyak orang, tanpa sadar itu akan berpengaruh bagi yang membacanya.


Lalu bagaimana mengatasi agar tidak mengeluh terus?


Mengeluh sih boleh, nggak ada yang larang tapi ya jangan terus-terusan juga. Mengeluhlah pada Allah dijamin aman :) . Jangan hanya mengeluh saja denganNya, tapi mintalah juga agar Allah titik terang untuk masalah yang sedang dihadapi, titik terang kenapa Allah memberikan masalah yang begitu berat menurut kita. Pasti ada alasannya, karena Allah kan tidak akan memberikan masalah melebihi kemampuan umatnya. Allah memberikan masalah berat itu, berarti Alla menganggap kita mampu untuk melewatinya karena Dialah Yang Maha Tahu. Jadi kita HARUS YAKIN masalah apapun yang menghampiri kita, PASTI kita mampu untuk menghadapinya dan selalu tanamkan bahwa pasti ada maksud yang ingin Allah sampaikan pada kita melalui masalah itu. Allah itu Maha Penyayang, Allah ingin kita belajar sesuatu dari masalah itu agar kita bisa "naik kelas" di sekolah kehidupan.


Jika maslah itu dirasakan kian berat, coba istirahan sejenak untuk bersyukur pada Allah. Manusia itu kadang sombong, di saat susah kadang lupa ada Yang Maha Penolong, apa lagi di saat senang. Istirahatlah sejenak, lupakan masalah yang kita hadapi. Lalu coba renungkan apa yang kita hadapi sekarang ini belum ada apa-apanya dibanding apa yang dialami orang lain. Di saat kita dilanda masalah tapi kita masih bisa makan dan minum walaupun sedikit, coba bandingkan dengan orang-orang yang setiap harinya mencari uang hanya untuk sesuap nasi. Kita masih bisa tidur nyaman di atas kasur yang empuk di saat dilanda masalah, coba bandingkan dengan anak-anak Gaza yang setiap harinya entah bisa tidur atau tidak di tengah desingan peluru yang mengincar mereka. Masih banyak yang dapat kita lihat disekitar kita, yang dari situ kita dapat belajar bersyukur bahwa apa yang kita hadapi belum seberapa.


Saat bersyukur pada Allah, dijamin hati dan pikiran jadi lebih tenang. Kita jadi dapat berpikir jernih. Kadang tanpa diduga, entah bagaimana caranya dengan rasa syukur itu, ada rasa nikmat yang luar biasa terasa. Saya menyebutnya, Allah selalu punya HADIAH untuk umatNya yang rajin bersyukur baik dikala senang maupun susah.


Jadi, jangan keseringan mengeluh yah... apalagi mengeluhnya di jejaring sosial, banyak orang yang baca yang mungkin saja akan berpengaruh bagi si pembaca, entah itu baik atau buruk, dan pengaruhnya tidak kita ketahui tapi ternyata kita juga punya andil kalau ternyata si pembaca setelah membaca keluhan kita melakukan hal yang tidak baik di dunia nyata. Kata Ustad Yusuf Mansur mah, bisa ngedobel dosanya.... Nah loh ko bisa??? Next time lah yah itu kita bahasnya :)


Soo... KEEP POSITIVE yaa walaupun masalah berat menghadang... PASTI ada jalan dariNya... Insha Allah :)

Nov 11, 2011

Kicauan Motty dan Ocehan Juragan J

Sudah satu bulan (mungkin) saya memfollow acc Motty dan juga Juragan J. Benar-benar  yah, memperhatikan timeline saya yang kadang sering penuh dengan kicauan Motty, ocehan Juragan J, dan masih banyak lagi yang tentu saja masih komplotan mereka juga, membuat semangat selalu menggebu-gebu. Tidak hanya itu, mereka juga membuat saya galau dan dilemma setiap mereka melemparkan twit yang sulit untuk saya jawab walaupun sebenarnya jawabannya sungguh sangat mudah. Ibaratnya tinggal bilang iya atau enggak!

Memperhatikan ocehan mereka yang kadang “pedes” banget dan langsung tepat sasaran, membuat saya selalu berpikir
“Hei! Saya bisa lakukan lebih dari yang sekarang sedang saya jalani!”
Ughh…Ingin sekali langsung bertindak seperti apa yang sudah saya bayangkan dan pikirkan, hanya saja (*berusaha menghindari kata “tapi” yang tidak disukai Motty) ada pihak-pihak yang masih harus dipikirkan dampaknya kalau langsung main cuss!

Namun, beberapa hari lalu (semoga ingatan saya nggak salah), Juragan J atau siapa gitu lupa ngetwit (ini juga semoga nggak salah ingat)
 
“Pecundang mencari pembuktian, Pemenang membuktikan”
Nancep jleb langsung enggak pakai macet ke jantung! Yang kemudian ditambah lagi dengan 8 kicauan Motty berikut.
  1. Saya adalah orang yang bertanggung jawab atas masa depan saya… yang percaya banget akan kemampuan diri sendiri.
  2. Saya adalah orang yang YAKIN dalam bertindak…karena saya tau dengan keYAKINan maka hasil yang diperoleh akan NENDYANG!
  3. Saya adalah orang yang mempesona… Semua orang juga menyetujuinya.. Di sisi lain, Saya juga rendah hati.
  4. Saya adalah orang yang tau apa TARGET2 saya tahun ini.. Semua aktivitas selalu saya FOKUSkan untuk mencapai target tersebut.
  5. Saya adalah orang yang selalu berPIKIR POSITIF… karena Saya tau, Tuhan hanya menurunkan yang TERBAIK bagi hambanya..\
  6. Saya adalah orang yang menCINTAI KELUARGA… karena merekalah Saya berjuang mati-matian mencapai TARGET2 Saya tahun ini.
  7. Saya adalah orang #ZUPER! Apapun yang orang lain bisa lakukan, Saya melakukannya dengan lebih cepat dan lebih baik!
  8. Saya adalah orang yang berSYUKUR.. rasa SYUKUR Saya tiada henti..karenanya TUHAN senantiasa menambahkan berkatNya.
Semakin parahlah keyakinan saya untuk melakukan sesuatu yang lebih dari yang ada sekarang. Jika orang lain bisa, maka SAYA JUGA BISA! Semoga…Semoga…Semoga dengan keyakinan yang kuat ini dan dengan terus mantengin kompor dari kicauan Motty dan juga ocehan dari kelompoknya itu, niatan untuk menggapai setiap impian yang sudah terpatri ini dapat terlaksana. Serta doa yang tak terputus, juga usaha yang tekun dapat mewujudkan impian-impian ini. Amiiiinnn…. Karena impian itu harus diusahakan untuk mencapainya… GANBATTE!!!

Ternyata Sudah Sejak Kecil!

Dagang! Dagang! Dagang! Dan DAGANG!
Benar-benar baru sadar dari mana bawaan untuk jadi pedagang atau buat usaha ini ternyata datangnya dari pihak Mama (mungkin, karena kata para pakarnya mau dagang ataupun usaha itu bukan hanya bakat/bawaan, tapi juga TEKAT dan KETEKUNAN. Iya bukan..?!?!? :D koreksi ya kalau salah ;) ting! ). Dari keluarga Mama, cuma Mama yang ambil jalan aman, jadi PN. Almarhum  Ka’i dan Nene’ adalah petani dan juga buka warung kecil untuk menghidupi ketiga anaknya, Julak (kakaknya Mama), Mama, dan Amang (adenya Mama). Prinsipnya Julak dan Amang itu sama “lebih baik tangan di atas!”. Mereka bukan orang yang suka cari jalan aman. Sepanjang hidup mereka yang saya tau, mereka selalu berusaha dalam hal jasa atau perdagangan. Mereka lebih memilih dapat menggaji orang lain daripada menerima gaji orang lain.

Hal tersebut sepertinya menular pada saya. Entah bawaan atau bukan, tersertahlah. Saya baru ingat saat akan menuliskan ini, dulu sewaktu saya masih kelas 1-3 SD mungkin, saya sering ikut menjualkan dagangan milik teman saya. Hihi… rada lucu sih waktu itu. Yang saya jual adalah kue-kue atau buah-buahan yang saya dan teman saya dapatkan di hutan. Bayarnya?? Jangan ditanya. Waktu itu karena di desa, bayarnya kalau tidak ada uang bisa diganti dengan beras yang ditentukan takarannya oleh kami. Saat berjualan, saya dan teman saya menyeberangi sungai menuju daerah di seberang tempat tinggal kami. Kami berpencar untuk berjualan, istilahnya membagi wilayah agar tidak terjadi persaingan. #lhoo… Saat berjualan, saya sangat semangat sekali. Rasanya sangat MENARIK! Senang ruar binasa saat dagangan habis terjual.

Jika dagangan sudah habis, kami satu sama lain saling menunggu untuk kembali menyeberangi sungai untuk pulang. Sesampainya di rumah teman saya, kami menghitung penghasilan jualan hari itu dan hasilnya dibagi 2. Duh, asli senangnya waktu itu. Walaupun nggak seberapa, tapi itu hasil jerih payah kami sendiri. Mau tau satu hal, orang tua saya tidak pernah mengetahui kalau anaknya waktu itu suka dagangin dagangan orang  ke sana kemari dengan kucelnya.

Hal itu tentu saja pengalaman yang sangat berharga. Tidak ada rasa malu saat itu, yang ada hanya “asal ketun senang” (*bahasa dayak: asal anda senang). Bersyukur berapapun yang didapat hari itu, dan tentu saja langsung habis jajan di mana-mana hari itu juga :p hehe….

Selama beberapa tahun, ingatan ini entah terendap di mana. Sekarang, terus terang sedikit malu untuk melakukan hal seperti itu lagi. Tapi, kembali lagi setiap menghadapi hal seperti itu, satu pernyataan berikut ini selalu muncul di otak saya
“Kenapa mesti malu?! Bukan sesuatu yang salah kok!!!” dan
“Malu untuk hal yang baik itu = RUGI BESAR!” Ok?! Ok!!!
Sudah ada bekal yang ternyata sudah ada sejak kecil, kenapa nggak dimanfaatkan untuk hal yang mungkin lebih baik dan lebih ruar biasa lagi dari sebelumnya?!

Baiklah… Mari memanfaatkan pengalaman yang sudah ada sebagai semangat untuk memacu yang sedang tersendat-sendat!!! Kesenangan dan semangat berdagang  waktu kecil itu (walaupun judulnya dagangin dagangan orang), semoga bisa menular kembali saat ini. Amiiiinnnn....

Journey Of Hijab #1

Mulai dari mana???

Hmmm… Anggap saja ini terinspirasi dari sekelompok orang yang telah ataupun sedang dalam rangka menginspirasi orang lain untuk mengenakan jilbab, dan saya adalah salah satu korbannya. Korban untuk sekedar berbagi cerita mengenai jilbab.

Ada yang memang sedang mengumpulkan 99 cerita hijab untuk dijadikan buku yaitu 99HijabStrories. Ada niatan ingin juga mengirimkan cerita saya ke situ, tapi urung dilakukan. Bukannya nggak mau, tapi tetep rasa minder nggak ketinggalan :D (haloooww hari gini masih pakai acara minder???)

Kemudian ada juga yang namanya Mari Berhijab.  Di Mari Berhijab, kita bisa mengirimkan cerita hijab untuk diposting di blog mereka. Ada juga keinginan tapi lagi-lagi urung, karena kemudian saya berpikir “saya punya blog sendiri, kenapa nggak diposting di blog sendiri, bisa bersambung lagi (baca: tidak terbatas :p)”

Jadi, mulailah hari ini saya akan bercerita mengenai jilbab yang sudah saya kenakan selama kurang lebih 7 tahun ini sejak tahun 2004 atau mungkin cerita orang-orang disekitar saya yang juga mengenakan jilbab. Pokoknya mengenai jilbab, Ok?! Ok! Sip ;)

 

Baiklah…  Sekarang mulainya dari mana lagi ini???  Tuing?!!

 

Baiklah… (Duarius!!!)

 

Terlahir sekitar 20 tahunan yang lalu di keluarga yang bisa dibilang pengetahuan agamanya standar ya gitu-gitu aja. Shalat sering bolong sana sini, puasa juga. Taunya ya gitu-gitu aja. Nggak pernah tau tuh apa itu hijab atau jilbab, taunya cuma selendang. Bacaan shalat aja taunya pas kelas 4 SD, malah nggak tau lagi kalau yang disuruh guru hapal itu bacaan shalat (KACAU!!!). Nggak pernah ada omongan soal jilbab ini ataupun soal agama dalam keluarga atau pun lingkungan sekitar saya sewaktu saya kecil. Sewaktu pelajaran agamapun nggak ada tuh rasanya nyinggung-nyinggung soal jilbab (atau apa ketiduran ya waktu dijelasin…??!!). Waktu kecil juga walaupun suka baca, bacaannya Bobo atau komik, nggak ada yang namanya buku-buku agama atau tentang jilbab atau apa gitu yang berbau islami. Bisa (KACAU3!!!).

 

Waktu kecil itu karena mengikuti tugas Abah yang sering berpindah-pindah, jadilah ikut juga pindah-pindah sekolahnya sampai akhirnya pindah ke kota kecil tempat kelahiran saya sendiri. Di sana, seumur-umur baru kali itu SDnya bersebelahan dengan MTs apa yah, lupa deh. Seumur-umurnya baru melihat anak sekolahan pakai jilbab. Oh iya, waktu itu ngertinya cuma selendang bukan jilbab (memang apa bedanya??? Emmm….), tapi lama-lama akhirnya tau juga itu yang namanya jilbab yang dipakai di kepala.  

 Saat itu senang rasanya melihat kakak-kakak MTs itu dengan seragamnya dari atas sampai bawah tertutup semua, walaupun judulnya cuma dipakai saat sekolah saja. Melihat kain jilbabnya berkibar-kibar, terlihat cantik apalagi pas hari senin dengan jilbab putihnya. Kalau nggak salah waktu itu kelas 5 atau 6 SD.

 

Sebelum ujian dan acara lulus-lulusan SD, saya sempat mengutarakan pada Mama kalau setelah lulus SD, saya mau masuk ke sekolah yang kakak-kakaknya itu pakai jilbab. Mau tau apa tanggapan Mama waktu saya mengutarakan itu? Mama said

Akaiii… Kasian rok panjang kau kena kau bawa belarianSobek am… Masuk SMP 1 ja lah…”

Toengg!!!!

Nggak dibolehin masuk MTs cuma gara-gara takut roknya nanti robek (sebenarnya juga gara-gara saya anaknya rada tomboy :D ) yang artinya nggak bisa pakai jilbab . Apalagi kalau masuk di SMP negeri saat itu belum boleh (nggak ada kali ya…??) memakai jilbab. Pupuslah harapan pengen terlihat cantik kayak kakak-kakak MTs dengan jilbabnya itu #lho…?

 

Waktu berlalu, Abah dipindahkan lagi ke daerah yang sudah cukup majulah dibanding daerah-daerah sebelumnya. Artinya saya juga pindah dari SMP saya dan masuk ke SMP yang di sana saya menemukan 1 anak perempuan yang lain dari yang lain. Dia pakai JILBAB! Di saat anak-anak perempuan yang lain memakai seragam biasa, rok pendek dan baju lengan pendek, dia dengan PD tingkat tinggi dan cueknya (jadi PD apa cuek nih??? Ehh…) mengenakan jilbabnya. Memang dia tidak seperti kakak-kakak MTs waktu itu, tapi, untuk mengenakan jilbab di saat nggak ada seorangpun (mungkin) nggak berani menggunakannya di sekolah negeri saat itu, 5 jempol deh untuk dia.

 

Lanjut lagi! Saat pindah itu saya kelas satu SMP pertengahan semester 1 kalau nggak salah.  Keinginan untuk mengenakan jilbab saat itu entah terendap di mana. Saya tumbuh dengan kelakuan sedikit menyimpang (baca rada tomboy).  Jadi inilah mungkin pikiran Mama nggak memperbolehkan saya masuk MTs waktu lulus SD waktu itu, rok pendek aja bisa robek, lah apalagi kalau panjang…???

Kenaikan kelas (Alhamdulillah naik) dan saya naik ke kelas 2. Hampir mendekati kenaikan kelas 3 SMP, lagi entah kenapa saya kembali mengutarakan keinginan saya untuk mengenakan jilbab. Dan jawaban Mama

Sobek mah rok kam kena….”

Ngekk!!!

Lagi-lagi… Dan memang saat SMP itu saya benar-benar ada di puncaknya gaya tomboy. Hadeehhh…

Saat mengutarakan keinginan itu, saya masih belum juga mengerti kenapa saya ingin menggunakan jilbab. Apa hukumnya mengenakan jilbab. BLANK! Yang saya tau, saya ingin mengenakan jilbab. Itu saja TITIK!

Kembali waktu berlalu, sampai akhirnya mendekati kenaikan kelas 2 SMA. Dan lagi-lagi ada keinginan untuk mengenakan jilbab. Dengan nggak bosannya merengek dengan Mama untuk mengenakan jilbab.

“Ma, kelas 2 ni ulun pakai jilbab lah….” Melas…

“Jahit ja sana bajunya…”

Hahhh…?!?!?!

Dan jadilah pas kelas 2 SMA tahun 2004 saya resmi mengenakan jilbab sampai sekarang, Alhamdulillah. Mau tau satu hal?! Waktu pertama saya mengenakan jilbab, jujur saya masih belum tau hukum dan kenapa saya menggunakan jilbab. Yang saya tau, saya hanya ingin mengenakannya.

Nov 7, 2011

Semangat Membara

Duh bener-bener deh ya beberapa minggu ini, semenjak nangkringin kicauan burung super Motty , baca buku dan juga twitnya Pak Ippho Santosa dan masih banyak lagi yang kupantengin mau di twitter ataupun buku, membuat hati, pikiran, dan badanku panas dingin nggak karuan. 

Tanya KENAPA???

Apa yang mereka utarakan tiap waktu membuatku selalu bersemangat untuk melakukan sesuatu, terutama untuk mengejar mimpi-mimpiku yang tertunda atau mungkin malah akan terendap jauh entah di mana. Mereka memberikan semangat untuk melakukan sesuatu yang mungkin akan banyak orang yang akan meragukannya. Dan yup itu sangat amat tepat sekali. Aku yang baru saja memulai sesuatu yang baru yang rasanya baru setengah-setengah saja sudah direcoki hal-hal yang sedikit meragukan dari orang-orang terdekatku. Yang jika kujalani berarti aku akan berada di jalan aman dan menunda sesuatu yang memang belum pasti apa jadinya. Walaupun begitu, tetap ada segi positifnya "mereka sayang denganku :) ". Selain itu, mungkin karena apa yang menjadi pilihanku itu masih meragukan mereka...tidak apa, itu hak mereka dan kewajiban mereka untuk mengingatkanku.

Yah dengan segala keraguan dan jalan aman itu, dengan adanya orang-orang yang ahli di bidangnya, walaupun tidak pernah bertatap muka dan hanya di alam maya, setidaknya mereka selalu membuatku yakin aku mampu melakukan apapun yang kumau untuk mencapai mimpiku. Dan apa yang mereka utarakan selalu membuatku tertantang :
"Orang lain bisa begini begitu, aku juga PASTI BISA!"

Pangkalan Bun, 7 November 2011
Semoga semangat ini terus membara
Setiap niat yang baik, tentu akan berbuah baik
Amin Ya Rabb :)

Nov 3, 2011

Menggali Semangat Demi Aku dan Kalian

Sudah sebulan bergulat dengan para Bintang-Bintang Kecil itu. Sudah sering kali suara hampir habis dibuatnya. Sabar sudah nggak ketulungan menghadapi tingkah polah mereka.... Duh... ingin sekali rasanya berhenti sampai di situ saja. Cukup dengan mereka. Ditambah lagi dengan keinginanku yang ingin memiliki usaha sendiri. Semakin kuatlah keinginanku untuk berhenti untuk mengajar Bintang-Bintang itu.

Dilema berhari-hari dengan terus diterpa "komporan" dari buku-buku dan twit-twit dari orang-orang yang memang sudah berpengalaman, membuatku semakin uring-uringan. Ingin berhenti tapi pasti ada yang tidak dapat merestui :( . Dilanjutkan rasanya sudah nggak sanggup nggak ketulungan. Ujungnya curcol sama Mba Dedes buat cari jalan tengah. 

Curcol itu alhamdulillah membuahkan hasil.  Jikapun saat ini aku ingin membuka usaha, tapi belum memadai untuk dilakukan jadi harus dilakukan sebagai sampingan sambil terus belajar untuk terus memantapkan. Selain itu juga untuk pelan-pelan membujuk "Sepasang Bidadari"ku agar merestui sepenuhnya nanti apapun keputusanku. Dari curcol itu pula aku kembali diingatkan tentang besarnya tanggung jawab yang aku pegang sekarang. Dalam perjalanan masa depan Bintang-Bintang itu, walaupun sedikit pasti akan terwarnai olehku. Jadi, warna itu haruslah warna yang baik. Dan tentu saja aku harus bertahan demi diriku dan juga mereka.

Meninggalkan Bintang-Bintang itu pun rasanya sungguh sangat sayang. Mereka bandel, nggak bisa diam seakan energinya nggak pernah habis untuk bermain, untuk berlari ke sana kemari, untuk berteriak, untuk mengganggu siapapun yang bisa diganggu bahkan kadang akupun diganggu, untuk mengoceh entah apa terkadang yg aku pikir "apaan sih?". Mereka juga cute dan sangaaattt lucu. Suka mengintip aku yang sedang mengutak-atik komputer kantor (baca: ngenet :P ), mengataiku pacaran dengan dengan Pak ini lah yang memang masih juga ajang (whatt???), mereka juga kadang bertingkah...entahlah, aku nggak bisa bilang apa tapi apa yang mereka lakukan membuatku tertawa begitu juga mereka. Pernah suatu kali aku memberi tugas menggambar pada mereka, Lintang, anak yang suka tersenyum, imut, kecil, dan lucu, membuat gambar aku dan dia (menyusul deh gambar :p) dan dia membuat kolom nilainya dengan kalimat
"Nilai dari Ibu guru tersayang..."
Duh bener dah luluh banget hatiku dibuat itu anak. She is so cuuteee #BIGHUG. Dan gara-gara itu membuat aku senyum sepanjang hari. Bintang-Bintang itu juga sering banget membuatku gemas. Tapi kadang dengan jahatnya aku lupa kalau apa yang sedang aku lakukan kadang seperti menekan mereka. Maafkan ibu naaakk :(
Tapi, namanya juga anak-anak, mereka mengulangi lagi apa yang kadang membuatku sebal minta ampuuunnn....

Mereka juga salah satu alasanku untuk tetap bertahan, untuk masa depan aku dan mereka. Dan semoga dengan jalan untuk mendampingi mereka agar tetap dijalan yang baik, memberi sedikit pengaruh dalam hidup mereka, semoga, semoga dan semoga menjadi catatan yang tidak akan pernah habis sampai akhir zaman nanti... Amiin.



Pangkalan Bun, 3 November 2011
Sedang berpikir sedang apa kalian malam ini nak??
Rindu pada senyum kalian yang menggemaskan :)