Pages

Apr 19, 2015

Ego

Bismillah...

Assalamualaikum...

Suatu sore saat sedarng bercanda gurau bersama teman-teman, tiba-tiba
"Kak ipit ini tampinlannya aja begitu, bahasanyaaa..."

Dzingg!!!

Biasa saja reaksinya saat itu, tapi dalam hati "bla bla bla......" *mumbling mode on*
Marah tentu saja, tapi tidak diperlihatkan pada saat itu.

Pernah tak alami kejadian seperti itu? Saya iya. marah, kesal, jengkel dkk berkecamuk sangat di dada. Hingga satu pertanyaan  dan pernyataan muncul dengan sendirinya

"Kenapa kamu begitu marah? Mungkin bahasamu memang tidak karu-karuan, tidak teratur. Kenapa kamu harus marah?"
Daaannn saya menyadari kebodohan saya.
Atau pernahkah saat ditanya "Bagaimana kriteria suami/istri yang anda inginkan?" Coba mana suaranya yang jawab salih/saliha, hafal Quran, mapan, cantik/tampan, etc. Sudah lihat diri sendiri bagaimana?

Ini salah dua deteksi : ego. Saat seseorang mengkritik atau memberi saran, bagaimana reaksi anda, apakah itu diperlihatkan secara langsung, atau reaksi yang terjadi di dalam hati, hanya anda sendiri dan Allah yang tahu. Dan saat anda menentukan kriteria calon pasangan anda, anda akan melihat bagaimana ego anda bermain, ini bukan saya yang kata, tapi Ibu Ida Nur Laila saat kuliah pra nikah beberapa waktu lalu dan ego adalah hal kedua yang saya catat dari 4 hal yang beliau sampaikan..

Ego, salah satu penyakit hati yang sulit terdeteksi. Hanya diri kita sendiri yang tau bagaimana ego kita. Saat pembunuh bersalah karena membunuh dan terlihat hasil kesalahannya, hati yang salah ada yang bisa lihat hasil salahnya?
Ego yang tinggi, jika terlalu lama didiamkan, bisa jadi hati kian lama akan semakin keras bahkan mati, "dan berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras" (Al Hadid : 16). Hati mati, hanya keburukan yang dicari pada setiap diri yang menghampiri. Sulit menerima kebenaran dan selalu mencari pembenaran. etc.

Jika hati telah mati, mintalah padaNya untuk menghidupkan hati itu kembali seperti Allah menghidupkan bumi setelah matinya. "Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnyua Allah menghidupkan bumi sesudah matinya." (Al Hadid: 17). Bumi sebesar itu sebesar itu dapat Allah hidupkan kembali, apalagi sebongkah daging bernama hati. Dan jangan biarkan ego kembali mematikan hati yang telah dihidupkan kembali. Bisa saja Allah hidupkan lagi, tapi jika tidak?! Anda jawab sendiri :D

Kebenaran hanya milik Allah dan saya  tempatnya salah yang hatinya masih suka bandel dengan segala pembenarannya. Semoga hati kita senantiasa dilembutkan oleh Allah. Aamiin....
Wassalamualaikum......


Apr 7, 2015

3 Level

Bismillah

Pernah tak rasa tertarik dengan lawan jenis? Tak usah jawab...simpan saja jawabannya :)
Wajar kalau ada ketertarikan antara laki-laki dan perempuan, yang tidak wajar itu perempuan dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki. Ketertarikan bisa karena rupanyanya yang rupawan, atau otaknya yang cerdas cemerlang, atau akhlak yang menawan, atau atau atau yang lainnya tergantung apa yang membuat kita tertarik pada seseorang. Ketertarikan adalah level pertama. Tak ada yang salah, wajar dan fitrah jika tertarik pada suatu hal yang ada pada orang lain.

Dari ketertarikan ini biasanya, mungkin ada sebagian dari kita yang sekedar berucap "wah", mulai stalking medsoc sifulan/fulanah. Ceritanya stalking cuma mau sekali, tapi sekalinyanya kok tiap hari yah?? :p. Lalu mencoba berinteraksi, entah menanyakan kabar, ngobrol santai, bercanda hingga basa basi yang kadang..... (isi sendiri titik-titiknya hehe ). Ah cuma sekali-kali.. (iya sih sekali-kali, tapi tiap hari! hadeeehhh). Ini sudah masuk ke level 2 :  kecenderungan.

Kecenderungan tanda-tandanya biasanya, mulai sering stalking tentang si fulan/fulanah mau di dumay atau dunya. Cara membicarakannyapun seperti ada bintang di pinggiran mata (artikan sendiri ini kalimatnya gimana hehehe ). Mencari cara untuk mencoba berinteraksi dengan si fulan/fulanah. Dan jika sudah sampai di level ini, sebaiknya BERHENTI! Saya yakin tidak ada yang akan mau sampai ke level 3, karena untuk meninggalkan level 2 ini godaannyapun cukup besar. Harus semangat! #lho

Level 3 : Ketergantungan. Seperti candu, sulit lepas. Tidak usah saya jelaskan, mungkin anda tahu sendiri bagaimana seorang pecandu yang selalu ketergantungan dengan obat-obatan. Tak bisa lepas walau sehari mungkin hitungan jam. Bahkan di level ini terkadang seseorang bisa saja bertindak bodoh yang mempermalukan dirinya sendiri.

Kalau sudah terlanjur sampai level 3, bagaimana? Kembali pada Allah... Dia yang Maha Kuasa atas diri tiap manusia. Tangan, kaki, telinga, mata, hati, pikiran dan apa yang ada dalam diri manusia bekerja seluruhnya adalah atas kuasaNya. Jadi, mintalah padaNya agar dijauhkan dari kecenderungan yang dapat merugikan diri sendiri dan minta perlindungan padaNya, bisa jadi kenapa bisa sampai ke level 3 ini juga merupakan tipu dayanya setan yang doyan cari teman dalam neraka tempat penyiksaan. nah loh...?!?

Ketertarikan, kecenderungan, dan ketergantungan. Jika anda sampai pada level pertama, simpan baik-baik, cukup anda dan Allah saja yang tahu. Di level pertama ini setanpun memulai trik-triknya untuk menarik anda sampai ke level 2 bahkan 3. Cukuplah ketertarikan kecenderungan dan ketergantungan kita sepenuhnya hanya pada Allah saja, karena bisa saja itu lebih bernilai di sisiNya.

Sekian...
Kesempurnaan hanya milik Allah dan saya tempatnya salah.
Wassalamualaikum.