Pages

Mar 3, 2015

Menjemput Ilmu dan Silaturahmi

Bismillah....

Asslamualaikum....

Mau cerita sedikit tentang perjalanan ke Palangkaraya kemarin yang dimulai dari tanggal 6-9 Februari 2015. Perjalanan itu untuk mengikuti sebuah acara yang mengundang Bapak Cahyadi Takariawan dan istrinya Ibu Ida Nur Laila tentang keluarga bahagia temanya kalau tidak salah dalam ingatan saya. Tapi, sekitar 4 atau 3 hari sebelum hari H keberangkatan, seorang adik yang juga panitia kegiatan tersebut mengatakan kalau yang single tidak bisa ikut acara itu karena itu khusus bagi yang sudah menikah dan pernah menikah. Duh! 
"Tapi tenang aja kak. Kita bisa ikut yang daurah pra nikah sehari sebelum acara keluarga bahagia itu, jadi kakak datang aja..."
Alhamdulillah....

Menjelang besok mau berangkat, teman-teman di sini mengatakan 
"Memangnya Pak Cah jadi datang? Katanya nggak jadi."
What??? Mak tiket dah di tangan dan ini sudah jelang malam, dan sikon masih rapat untuk acara minggu depan. Mau batalin tiket cemana pula. Antara ragu batalin tiket atau berangkat, akhirnya bismillah saja, berangkat! Karena sebenarnya perjalanan itu juga, untuk sedikit menjauh dari kesibukan yang terlalu menguras emosi akhir-akhir waktu itu dan mengunjungi teman-teman yang sudah lama tak bersua di sana. Dan untuk memastikan lagi bagaimana jelasnya, lalu saya menghubungi sang adik, panitia kegiatan itu.
"Jadi ko kak. Kalau misal nggak jadi, aku pasti tau. Masa iya nggak jadi aku panitia nggak tau?!"
Baiklah.... Berangkat apapun yang terjadi di depan sana. Bismillah saja. Dan dalam perjalanan si adik menjelaskan kalau daurah pra nikah akan diisi oleh Ibu Ida.

Keberangkatan hari itu, teman-teman yang di Palangkaraya memang tidak mengetahui kalau saya akan pergi ke sana. Alhasil, saat menelpon si adik untuk minta jemput (karena saya tidak tahu di mana tempat tinggalnya) yang saat itu sedang kajian bersama salah seorang teman saya, sontak telpon saya yang mengangkat adalah teman saya karena si adik keceplosan mengatakan kalau saya datang.

"Pokoknya nginap di tempatku!" ujarnya.
Baiklah. Apa daya haha...
Perjalanan selama kurang lebih 9 jam menuju Palangkaraya, dari jam 8 pagi dan tiba jam 6 sore. Selesai kegiatan bla bla bla akhirnya saya dan teman-teman beranjak ke wisma tempat Ibu Ida menginap, dan saat kami datang sedang berlangsung sharing tentang dakwah. Apa saja yang bisa dilakukan entah itu memulai dakwah, bagaimana menjaga semangat untuk tetap berdakwah, apa  yang bisa kita berikan untuk orang-orang di sekitar kita dan masih banyak lagi. Sebagian besar yang beliau sampaikan melalui cerita orang-orang yang luar biasa untuk memotivasi para aktivis dakwah malam itu (tidak termasuk saya ya, karena saya belum berdakwah apa-apa :) *malusamalebah).

Esok paginya, tibalah saat untuk acara daurah pranikah. Bertemu adik tingkat yang suka dibecandain dulu, juga teman-teman yang sudah cukup lama tidak bertemu, dan orang-orang baru saja dikenal. Ah rasanya memang beda kalau berada di dekat mereka. Sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dan lagi-lagi kegiatan seperti ini, peserta wanitanya lebih banyak daripada yang laki-laki. Dari kegiatan daurah pranikah ini, ada 4 point yang saya dan teman saya dapat simpulkan. Lain kali akan saya bahas di postingan tersendiri.

Selesai acara daurah pranikah, dilanjut dengan seminar parenting yang terbuka untuk yang sudah menikah/belum menikah, yang sudah punya anak/belum. Dan lagi-lagi dipertemukan dengan orang-orang yang membuat saya senang berada dekat-dekat dengan mereka. Ketemu murobbi pertama yang masih cantik seperti pertama bertemu sebelum beliau menikah, dan sekarang sudah punya anak 3 cantiknya masih sama. Daaan saat ketemu murobbi ketiga langsung kena todong

"kapan Fit nyusul?" (gubrak!!!)

"cariin dong mba..."

"kriterianya apa?"

"........" (area ini mesti kelu lidah mau bilang)

*eh ini percakapan pas ketemu di wisma malam itu deng _._

Dan begitulah seharian itu berlalu dengan banyaknya ilmu yang dibagikan Ibu Ida, dari untuk yang belum menikah sampai parenting. Mungkin saking kurangnya, Allah gerakkan kaki-kaki kami ke tempat yang awalnya kami niatkan untuk mengganjal perut, justru mendapat diskusi yang cukup membuka mata dari Bunda pemilik warung pempek yang kami datangi malam setelah kegiatan seharian itu.

Begitulah perjalanan, bertemu dengan teman lama, bertemu dengan orang-orang baru, melihat sifat-sifat orang. Bisa? Tentu saja jika kita memperhatikan. Saat di sana, saya juga bertemu teman lama yang waktu pertama bertemu dan berteman dengannya dia merupakan seorang mualaf. Dengan segala keterbatasan ekonomi dia tetap jalani hidupnya, perjuangannya untuk mengenakan hijab saat SMA, usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saat perkuliahan, sampai akhirnya bertemu kemarin, sungguh Allah itu tidak pernah menyia-nyiakan ummatnya yang berusaha mengubah nasibnya.

Perjalanan, ternyata jika diniatkan dengan pas, apa yang di dapat akan begitu berbeda rasanya dengan yang hanya sekedar jalan-jalan saja. Ini baru saya rasakan dalam 2 kali perjalanan saya, karena sebelum-sebelumnya hanya sekedar jalan saja tanpa ada yang jelas sama sekali tujuannya  sehingga yang di dapatpun ya biasa-biasa saja. Tapi jika perjalanan itu niatnya untuk dapat pembelajaran dari Allah, maka sepertinya segala yang terjadi adalah pembelajaran yang luar biasa, walau terkadang dapat terbacanya belakangan.

Sekian
Terima kasih sudah mau membaca ^^

Wasalasamualaikum......