Pages

Jul 7, 2010

Berputar

Beberapa minggu ini dibuat berpikir dengan keadaan sekitar yang memang mulai berubah. Dan memang, tidak ada yang abadi di dunia ini. Segala sesuatunya akan berubah seiring dengan terus berputarnya waktu. Terutama tentang proses berpikir. Ya...walaupun yang didapat cuma sedikit n belum mengena, namanya juga proses ^^ (pembelaan mode: on)

Sekitar 2 minggu yang lalu aku menonton salah satu tayanang reality show "minta lontong" hihihi...taulah apaan...di situ ada nenek yang menjual pisang yang sudah mau busuk karena sudah beberapa hari nggak laku hanya untuk keperluan makan dia dan suaminya. Ke sana kemari si nenek menjual pisangnya, tapi tidak ada satupun yang mau membeli sebakul pisang yang sudah mau busuk dengan harga Rp 25.000,-. Ada yang alasannya nggak punya uang, pisangnya udah busuk, dan lain-lain.

Kemudian ada pria yang kelihatannya ingin membeli karena kasihan melihat nenek ini. Tapi pemuda ini terus menegaskan kalau dia membeli pisang si nenek, uangnya memang benar-benar untuk makan, tidak digunakan untuk yang lainnya. Dan akhirnya nenek itu berkata

"Ndak bisa ya mas...kalau begitu makasih..."
Dan si nenek pergi begitu saja mencari kembali orang yang mau membeli pisangnya.
Lalu, sampailah si nenek di stasiun kereta api dan beristirahat di dekat anak yang sedang berjualan. Anak yang berjualan tersebut menghampiri si nenek dna menanyakan apa yang sedang nenek itu lakukan. Si nenek menjelaskan apa yang tengah ia lakukan dan tanpa disangka, si anak kecil ini membeli semua pisang nenek itu dengan uang yang dikumpulkannya dari berjualan membantu bibinya yang sebenarnya untuk uang jajan adik-adiknya tanpa rasa berat sama sekali dan tanpa curiga apakah uangnya memang untuk makan atau untuk hal lain.

Dari kejadian ini aku teringat mba Desi dan mas Danu, dua orang yang aku kenal, mereka berdua sama seperti anak ini, selalu membantu orang-orang susah kayak nenek ini karena rasa ibanya. Dan kejadian ini juga membuatku berpikir, kenapa begitu sulit untuk menolong orang yang kesusahan? kenapa harus ada rasa curiga uang yang diberikan akan digunakan untuk yang tidak-tidak? apa orang-orang yang tulus ikhlas seperti anak tadi sudah banyak berkurang? lalu, kenapa juga terkadang ada orang-orang yang bisa-bisanya menyalahgunakan kebaikan orang lain??

Kalau mba Desi sih, pasti bakalan bilang
"Himpitan ekonomi fit..."
Hmmmm....
Kemudian ada lagi, kemarin nonton FTV yang menceritakan ada cewek gendut (padahal manis dan baik) yang dikejar sama seorang bapak yang menurut dia jelek dkk dh pokoknya. Padahal si cewek gendut ini juga diejek oleh teman-teman yang jahat padanya. Kemudian, suatu ketika teman kerja si cewek gendut bilang sama dia
"Mba Moni menganggap Pak Ucup itu jelek, padahal Pak Ucup itu baik, perhatian bla...bla..bla,,. Lalu, apa bedanya mba Moni sama teman-teman mba Moni yang selalu mengejek mba Moni???"
Toengg!!! Kesentil deh...Jadi kepikiran kalau aku juga pernah ada dalam situasi seperti itu dianggap atau menganggap jelek seseorang hanya karena penampilan fisik. Padahal setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Seperti Eko Ramaditya Adikara yang subhanallah dengan segala kekurangannya Allah memaksimalkan kelebihannya yang belum tentu orang-orang yang fisiknya sempurna dapa melakukan hal-hal yang dia lakukan. Dan masih banyak lagi Rama-Rama yang lainnya. Hmmm...memang yang namanya manusia lemah dihadapan Tuhannya.

Dan hari ini, baru kena sentil lagi sama teman. Doi bilang
"Cantik-cantik kok omongannya jelek! ati-ati lhoo...."
Emang sih....kebiasaanku ngomong emang rada kasar...huhuhu...tapi ngomong lemah lembut juga bukan kesukaannku. Tapi emang sih, yang omongan jeleknya mesti dihilangkan juga ^^
SMANGAT memperbaiki diri selagi roda waktu terus berputar B-)