Pages

Mar 23, 2011

Ketakutan Dari Masa Lalu


Akhirnya, hari ini aku sampai di sini atau mungkin masih sekitar 6 hari lagi aku akan sampai di saat itu... Hari ini, tahap akhir, dan minggu depan adalah penentuan.
Tidak terasa sudah begitu lama... Hal yang sedari kecil membuatku takut dengan keberadaannya sehingga juga membuatku berpikir bila suatu saat nanti aku tidak akan melakukannya. TIDAK AKAN! Orang-orang yang sudah merasakannya berkata hal itu begitu merepotkan dan menyulitkan. Kalau ini mesti ribet kaya gini, kalau kaya gitu mesti ribet kaya gitu. Hampir dipastikan tidak ada kata-kata yang dapat memotivasiku untuk berani melakukan sesuatu atau mungkin ada yang berkata
"Tenang aja... Nggak ada apa-apanya itu...Kamu pasti BISA!"

Ahh...masa-masa itu telah lalu. Bahkan sewaktu aku menjalaninya, tidak pernah terpikirkan lagi tentang ketakutan dari masa lalu itu. Aku bahkan lupa kalau dulu aku begitu takutnya akan hal itu dan baru terpikirkan lagi beberapa hari yang lalu.
"Aku sudah sampai disini???" penuh dengan ketidakpercayaan pada diri sendiri. Tapi pada kenyataannya aku memang sudah di sini. Di dekat pintu ini, yang tinggal selangkah lagi akan terbuka. Ingin rasanya aku pergi menghilang karena rasa tidak percaya, tapi AKU BENAR-BENAR ADA DI SINI!

Bersyukur pada Allah yang begitu sayang denganku biarpun aku sering mengkhianatinya (maafkan hambaMu yang bandel satu ini ya Allah..). Allah mendekatkanku pada orang-orang yang selalu memberiku semangat.
"Cuma segitu aja neng! Apapun yang terjadi, maju aja terus! Bodo amat deh ntar mau jadi kaya apaan " semboyan yang sering temanku (Oncom dan SarinAh) dan bahkan aku sendiri sering ucapkan pada temanku yang lain. Kalau tidak maju karena satu kesalahan, kapan mau majunya? Karena salah manusia bakal belajar, kalau benar terus, rasanya nggak ada bumbu yang enak deh

Lalu, untuk menghadapi ketakutan dari masa laluku minggu depan...
"Santai aja, apapun yang terjadi yang penting sudah berusaha. Kalau salah ya perbaiki. Hasilnya??? Kita liat aja nanti "


Dikala senyum sumringah yang tak mau berhenti
Hari terakhir penyerahan berkas
23 Maret 2011

Mar 14, 2011

Nggak Ada Uang??? Nggak Masyalaa :)


Masa???
Bener deh...

Tadi, sebelum adzan Isya berkumandang menyerukan panggilan kepada setiap umat muslim untuk menghadap Allah Yang Maha Memiliki.
???
Kuraih buku kas pribadiku yang sangkut di lemari buku. Buku berwarna coklat kesukaanku dengan sedikit garis kotak-kotak menghiasi.Buku yang sudah kumiliki dari tahun kemarin tapi baru berisikan beberapa halaman dari bulan-bulan dan hari-hari yang mengisinya. Jangan tanya kenapa aku tidak mengisi beberapa hari dari tiap bulan yang kulewati di lembaran-lembaran itu, karena sesungguhnya aku juga lupa
Kubuka halaman terakhir aku mencatat setiap pengeluaranku dan itu tanggal 11 kemarin. Sekarang sudah tanggal 14, jadi sekitar 3 hari aku tidak mencatat pengeluaranku. Aku tidak mencatatnya karena memang lagi tidak ingin berhubungan sama yang namanya catat mencatat atau baca membaca.

Setelah hitung ini, hitung itu.
Dohhh...alamat jadi gembel 2 minggu ke depan...
Tapi aku bukannya bingung mau apa 2 minggu ke depan, yang ada ngakak aja nggak karuan. Bahkan sampai posting ini kubuat tetap saja senyum mengembang g jelas alasan
Mau tau kenapa, karena hari ini aku sedang SENANG.
Senang karena Allah begitu sayang denganku.
Senagn karena hari ini aku masih diberi kesempatan untuk menghirup udara pagi yang menyegarkan.
Senang karena habis membaca surat cinta-Nya membuatku tenang menghadapi apa yang sedang kuhadapi sekarang.
Senang karena sampai hari ini aku masih diberi kesempatan untuk mendekatiNya lagi.

Jadi, nggak ada uang??? Nggak masyalaaaa... senyum aja

Mar 13, 2011

Anak Baruku

Widi, bocah kecil item manis. Tangan mungilnya bergetar saat kuajak kenalan. Suaranya?? Jangan ditanya, nggak ada suara, cuma gerak bibir yang terlihat. Mau nggak mau segala jurus kukerahkan untuk memaksanya berbicara. Dari yang ajak becanda sampai sistem kerja paksa. Sampai akhirnya...
"Mba budeg lhoo,,,nggak denger Widi ngomong apa..."
Bujuk sana bujuk sini, ngomong nggak jelas sana sini akhirnya bisa juga ngobrol akrab dengan Widi yang ternyata biang heboh kalau di rumah dan jadi anak pendiam di sekolah.

Menurut penuturan orang tuanya, Widi belum bisa membaca. Yang aku dapatkan waktu mengajarnya :
  1. Dia belum mengenal huruf walaupun hafal dari a-z kecuali huruf y yang nggak tau kenapa dia nggak bisa menyebut 1 huruf itu.
  2. Paling betah 15 menit mengikuti apa yang aku eja. *setiap membaca yang diperhatikan bukan buku, tapi aku. Emang sih anak-anak lebih jujur mana yang dia suka hahayyy...
  3. Lebih memilih diam kalau ada di luar rumah, yang kemungkinan sebenarnya dia takut berbuat salah kalau di luar rumahnya termasuk sekolah.
  4. Cuek banget.
  5. Habis cueknya datang, belajar bacanya cuma betah kurang dari 5 menit.
Kehabisan akal??? Belum!! Habis dia bosen dengan segala cara belajar, ya sudah lah diajak main tapi sambil membaca. Bayangin aja kaya gimana bentuknya, lagi males ngegambarin
Sampai jam 9 tadi aku ngajar, tau lah ini hari minggu harinya anak-anak malah dipaksa belajar, jadilah dia belajar nggak karu-karuan. Tapi tetep nggak kehabisan akal buat dia bisa belajar tanpa ngerasa kalau lagi belajar.

Anak ini ternyata sudah berkali-kali ikut les untuk belajar membaca. Tapi baik dari guru sekolah maupun guru lesnya sudah kehabisan ide untuk meladeni ulah Widi yang kadang sulit untuk diajari membaca. Sampai beberapa waktu kemaren bapaknya dipanggil sama guru sekolahnya. Anak ini juga cepat bosan dengan sesuatu apa lagi kalau dia merasa apa yang dilakukannya itu membuat lelah. Dia lebih suka membaca buku komik, maksudku gambar buku komik, yang seharusnya tidak dibaca untuk anak seumuran dia. Widi ini baru kelas 1 SD. Dia juga lebih suka membaca gambar dari pada huruf.

Aku baru 3 kali mengajar Widi, masih cukup kesulitan untuk menemukan cara belajar Widi yang dirasa tepat. Memang anak-anak seumuran dia tidak bisa dipaksa untuk melakukan yang nggak disukai, kalau nggak alamat nangis. Jadi senjata pamungkasku untuk sementara ini ya main sambil belajar biarpun pasti yang dia dapat hanya sedikit. Tapi biarpun sedikit yang penting ada dari pada nggak sama sekali. Betul?!

*buat para orang tua, pengajar, yang suka ngajar, atau yang udah lama berkecimpung di dunia anak-anak, plis masukannya buat menghadapi anak-anak seperti Widi. Maklum, pengalaman sama anak-anak masih minim banget

Mar 12, 2011

Tetangga-Tetangga Baruku

Tepat satu bulan kemarin, 1 Februari?? Ya. Aku pindah ke tempat tinggal baru, soalnya di rumah yang kemaren kita pada mau di depak sama yang punya rumah gara-gara nunggak bayar kontrakan!!
Nggak deng!
Pada pindahan soalnya kontrakannya emang habis dan pada nggak mau memperpanjang urusan jadi lebar. Muahal je buat ukuran mahasiswa (masih mahasiswa??? pengangguran iya ).

Jadilah tanggal 1 kemaren aku menempati tempat tinggal baru, nggak bareng temen-temen kemaren lagi (miss U all Alfath cs). Awal tinggal di tempat baru, yang kebetulan nomornya sama dengan nomor rumah dulu 31, pada adem ayem aja, tenang. cuma beberapa kamar yang terisi. Kamar nomor 1, 2 (orangnya jarang pulang, yang kemaren pindah pada angkut barang), 3 (masih adem aja waktu awal-awalnya), 4 (adem juga), 5 (nggak ngerti deh tu empunya kamar ke mana waktu itu), 6 (kosong, baru di isi kemaren sama 2 orang cewe), 7 (kosong), 8 (katanya ada orangnya, tapi udah 1 bulan aku di situ nggak ada keliatan jempol kakinya) , 9 (kamarku doooong ), 10 ke atas mbuh atos :p
Awal yang adem ayam berjalan nggak lama, kamar 3, 4, 5 ternyata pada suka dengerin musik. Kamar 3, SO7 teruuuuusss yang didenger (nggak bosen apa??). Kamar 4, campuran. Kamar 5, dari yang musik2 clubing sampai yang jaman bahula. Muter musik sih nggak apa-apa, tapi kalau lagi kumat (nggak tau deh kumat apaan) volumenyaaaaaa nggak tanggung-tanggung. Beh, untung skripku cuma harus revisi bukan buat dari awal, kalau buat dari awal bisa-bisa nggak kelar-kelar tuh.

Nggak cukup sampai disitu, beberapa hari terakhir, kamar 3 bawa PS. Selamat! Mending kalau cuma maen PS, tapi volumeeeeeee...ampuuunnn deh. Puncaknya tadi, kamar 5 muter musik ajib-ajib kuenceeeengg sekaleee ampe kamar 4 bilang "kecilinnn, sesadang...". Tapi dijamin yang dalam kamar 5 lagi tidur pules (ko bisa tidur dengan suara kenceng kaya gitu ya???). Aku??? karena aku baik, ramah, suka tersenyum nggak jelas dan pandai menabung??, aku milih nyari tempat nyaman buat garap revisi sehabis Dzuhur dan tu musik tetep kenceng-kencengnya. Hadeeeehhhhhh....

Para tetangga baru seneng banget becandaan..Kalau mereka lagi pada ngumpul di depan kamar kadang teriakin
"UUuuuuu Cilll..." dan bla...bla...
Aku? Cuma ngrenyem-grenyem nggak jelas di dalam kamar :P hehehe...