Part 1
Lagi, sekarang semakin kusadari sayangNya padaku melebihi apapun di dunia ini.
Sedari belum lahir aku sudah diajari untuk bertahan dan berlomba. Melawan ratusan, ribuan, jutaaan atau ya entah berapalah jumlahnya itu makhluk yang bernama Sperma untuk menuju sel telur. Kemudian di dalam kandungan, waktunya bertahan dengan suatu keadaan dan berproses untuk tumbuh. Pas lahir??? Kalau yang ini masih belum menemukan maknanya apa, yang jelas Mama sudah sakit-sakitan berjuang buat melahirkan anak pertamanya ini. Tapi yang aneh, kata Mama setelah 40 hari kelahiran anaknya ini, warna kulitku berubah jadi item,,,duuuhhh...
Ok, waktu kecil aku berubah wujud (halah!) tapi itu juga tujuan dariNya nggak disangka-sangka. Dengan kulit hitamku aku bebas ke mana-mana. Main apa aja hayuk ta jabanin, dari boneka-bonekaan sampai yang paling ekstrim. Masuk hutan keluar hutan dari pagi sampai sore (Mamaku ko nggak khawatir ya???). Main tarsan-tarsanan (pakai akar pohon gede menjuntai beneran lhoooo...). Nyari ikan atau udang dari sungai sampai danau nggak dikenal (gatel-gatel pulangnya @.@). Nyari kayu-kayuan. Belajar mendirikan pondok-pondokan dari kayu dan dedaunan. Menyusuri pinggiran sungai atau mengayuh perahu dari hilir ke hulu sungai. Nyebur ke sungai dari pohon tinggi menjulang dipinggirnya dengan beberapa tangkai buah dari pohon tersebut. Berenang di sungai yang kata orang banyak buayanya (deg-degan juga kalau-kalau si buaya muncul, tapi tetep dengan tampang "bodo amat :p ". Nekat!). Pokoknya theme song yang cocok waktu kecil itu ya lagunya Ninja Hatori : mendaki bukit lewati lembah... Pas banget!
Untungnya setiap dapat luka di sana sini nggak pernah dimarah sama Mama, soalnya aku nggak pernah bilang, taunya pas udah jadi bekas luka aja :p dan masih banyak lagi hal menyenangkan yang kualami sewaktu kecil.
Ternyata segala hal menyenangkan yang terjadi sewaktu aku kecil itu membentuk sifat dasarku sekarang. Menurut seorang tokoh Jepang yang merupakan seorang Kepala Sekolah Tomoe Gakuen entah sekolah tahun berapa itu, yang begitu memperhatikan pendidikan anak-anak selalu mempercayakan kepada alam untuk membentuk karakter seorang anak nantinya.
Alam dan kuasaNya yang telah membentuk karakter dasar yang kumiliki sekarang. Kulitku dijadikan hitam agar aku tidak terlalu khawatir dengan kulitku jika saja kulitku putih mulus mungkin aku hanya akan diam dan bermain di rumah. Untung Mama jarang terlihat khawatir dengan anaknya yang sering hilang entah ke mana. Coba bayangkan kalau Mama selalu saja khawatir anaknya ke mana?? Bisa nggak bisa berpetualang ceritanya, masuk keluar hutan dan mendaki gunung lewati lembah. Atau mungkin selalu kena marah gara-gara anaknya luka terus, bisa jadi penakut akunya ntar, nggak berani ngapa-ngapain karena takut dimarahi. Aku juga bersyukur DIA selalu melindungiku. Bayangkan kalau ternyata saat aku nyebur sungai yang kata orang sekitar banyak buayanya dan aku dimakan hidup-hidup??? Bisa nggak ada nih postingan.
Aku sangat-sangat bersyukur padaNya. Semua yang kualami di masa kecil, merupakan bekal yang sangat berharga untukku. Terlebih di saat sekarang, melihat anak-anak semakin membuatku prihatin. Kulihat anak-anak sudah jarang bermain permainan tradisional yang sebetulnya sangat menyenangkan dan memiliki manfaat tersendiri bagi mereka tanpa mereka sadari. Orang tua yang sering mengikuti apa yang diinginkan anak-anaknya, sehingga membuat anak tersebut berbuat semaunya. Lebih banyak bermain game online, PS, Hp dan apalah itu... Hanya sangat disayangkan saja melihatnya.
Asal kalian tau, aku sangat bangga dengan apa yang sudah kualami di masa kecilku yang mungkin tidak semua anak akan mendapatkan pengalaman seperti itu.... Itu sangat menyenangkan kalau saja kalian tau, dan perjalanan petualanganku itu yang membentukku kini adalah caraNya menyayangiku :)
............