Pages

Apr 18, 2016

...........

Bagaimana harus kukatakan
Bagaimana harus kuungkapkan
Dengan lantang riang 
Ataukah diam tanpa keributan

Saat angan begitu tinggi menjulang
Dengan harap yang tipis kemungkinan
Justru membuat jatuh terjerembab ke lubang dalam

Bersandar pada dinding-dinding khilaf diri sepanjang mata memandang
Tatap langit malam luas membentang dipenuhi bintang gemintang
Bertahtakan cahaya sang mentari dari kejauhan

Tersadarkan diri hanya mampu pandangi sang bintang 
Bahkan mentaripun terlalu silau walau hanya dari kejauhan
Rasa lelahpun terlalu lama memandang

Hanya bisa larut dalam sujud panjang
Betapa diri begitu kecil tak berkemampuan
Walau hanya sekedar memandang
Dia tunjukkan bahwa Dialah Yang Maha Kuasa dalam segala hal

Ini tentang waktu yang terus berjalan
Tentang melupakan
Dan ini tentang melepaskan
Karena Dia lebih mengenal setiap makhluk ciptaan

Jadi, cukup lepaskan....

"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya), dan kita diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam, dan agar melaksanakan shalat serta bertakwa kepada-Nya."
"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika dia berkata, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Mahabijaksana, Mahateliti."
(Al-An'am : 71-73)

Apr 10, 2016

Maaf

Bismillah

Postingan pertama di tahun ini dimulai dengan rasa bersalah beberapa waktu lalu. Karena chat sudah tak dibalas, tak apalah di sini lebih panjang menyampaikannya dan syukur-syukur kalau yang bersangkutan bisa menemukan postingan ini.

Jadi, malam itu setelah selelsai sebuah acara, kami (panitia) beserta dua orang tamu jauh, duduk bersantai di sebuah cafe. Tidak lama salah satu tamu bertanya kepada saya

"Gimana Fit tadi setelah lihat filmnya?" (eye contact *mbuh apa inggrisnya* skakmat!)

dengan masih menatap mata sang tamu dan dengan polosnya saya menjawab

"Biasa aja."

"Oh..." ujarnya.

Sepulangnya dari cafe itu, barulah sadar. Karakter yang terbawa dihadapan orang yang baru dikenal. Bagi sebagian teman dekat saya, sudah hafal betul bagaimana saya kalau berbicara dan sudah maklum. Tapi terhadap orang yang baru ketemu seperti itu, membuat saya merasa bersalah. Merasa bersalah karena cara penyampaian yang salah, takut dikira filmya nggak bagus, takut dikira tidak menghargai kerja keras orang-orang dibalik pembuatan film tersebut, Kaya suuzon sih jadinya, tapi tetap saja pikiran itu ada. 

Tapi sungguh, kesan biasa saja bukan berarti film itu tidak bagus, bukan berarti tidak menghargai kerja keras orang-orang dibaliknya. Ini hanyalah kesan dari seorang penikmat film. Dan saya sangat mendukung film-film islami yang dibuat oleh orang-orang yang berjuang di jalan dakwah dengan caranya masing-masing.

Saya juga yakin dua orang tamu kemarin adalah orang-orang yang berilmu dan faham. Semoga komentar yang berbeda dari biasanya ini bisa jadi bahan evaluasi untuk kedepannya. Dan kejadian ini bisa jadi pembelajaran bagi saya pribadi :'D

Jadi, maaf untuk penyampaian kesan saya yang begitu blak-blakan tanpa balutan manis kata basa basi yang panjang :)

Ah...Semoga saja yang bersangkutan membaca postingan ini dan memaafkan :')

Dec 21, 2015

Penyakit Menyebalkan : Ghibah

Penyakit satu ini cukup sulit untuk di sembuhkan bagi sebagian kaum hawa. Penyakit? Iya PENYAKIT. Sekali terjangkit melalui pendengaran dan interaksi, harus banyak istighfar dan menjauhkan diri dari orang-orang yang membuka aib itu ini dan juga televisi. 

Hanya berbicara bagaimana bisa jadi penyakit? Kalbu atau hatilah yang nantinya akan terjangkiti penyakit ini. Cirinya? Sekali terjangkit, akan terus ketagihan bahkan tidak tahan untuk tidak membicarakan orang lain, terutama keburukan. Hati cenderung keruh, sulit untuk melihat sesuatu dengan mata hati, karena hati telah terkotori saat acara ghibah dihadiri. Setan-setan akan dengan mudah menghampiri menghadirkan persangkaan-persangkaan ABCD ke dalam pikiran dan hati. Dan kebanyakan manusia hanya mengikuti persangkaan belaka (QS. 6;116). 

Kemudian, dari acara ghibah tadi baik secara live on dunya, dumay atau sekedar tayangan televisi, para pengghibah, penonton, pembaca dan pendengar tidaklah tahu apakah berita yang dibawa itu kebenaran atau hanya kebohongan. Jika itu adalah kebenaran, jikapun berita baik tidaklah mengapa, tapi jika berita itu buruk sama saja dengan membicarakannya telah membuka aib seseorang. Sedangkan Allah menutupi aib hamba-hambanya, kenapa kita berani membuka aib orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan kita? Bagaimana kalau aib kita yang dibukakan oleh Allah? Bakal lebih sakit lagi. Lalu, jika berita yang dibicarakan itu bohong jatuhnya adalah fitnah! Astagfirullah.....

Lebih menyebalkannya dari aktivitas ghibah ini adalah saat kita membicarakan seseorang tentang sesuatu yang salah di mata kita dan kesalahan lainnya dari orang tersebut, maka amal perbuatan baik yang selama ini kita kumpulkan akan berpindah kepada orang tersebut dan amal buruknya berpindah pada kita. Hanya karena kita menghibahinya. Bukankah itu menyebalkan?

Sayapun hanya manusia biasa, yang terkadang suka terpancing dan pada akhirnya kesal sendiri kenapa membiarkan diri masuk dalam lingkaran ghibah ini. Bukannya tidak berusaha, sebisa mungkin setidaknya mengurangi terlebih dahulu dan tidak menanggapi saat ada orang yang membicarakan keburukan orang lain. Berusaha untuk tidak tergoda dengan ajakan setan yang sentiasa menggoda. 

Jika anda yang membaca ini teman saya, bantu saya menghindari lingkaran menyebalkan ini. Jika anda tidak mengenal saya dan anda muslim, tolong doakan agar kita terhindar dari hal yang amat sangat merugikan ini. Dan semoga Allah menjauhkan kita dari hal-hal yang tidak baik seperti ghibah ini dan sentiasa lindungi kita dari bujuk rayu setan yang menggoda. Aamiin....

Aug 3, 2015

Sungguh Allah lah Mahakuasa Atas Segala Sesuatu

Bismillah

"Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana."
"Milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."  (QS 57;1-2)
Ramadhan kemarin benar-benar berbeda. Pangeran satu-satunya dalam keluarga ini lebih dulu dipanggil untuk menemui Pemilik sebenarnyanya pada 21 Ramadhan. Sakit yang dideritanya selama beberapa bulan terakhir, tak sanggup lagi ditahannya dan hari itu adalah hari terakhir telinga ini mendengar suaranya, mata ini melihat jasadnya, terakhir kali tangan ini memegang tangannya, mengusap wajahnya dan terakhir kali bibir ini mengecup keningnya. Sekarang hanya nisannya yang dapat tangan ini usap dan hanya doa yang terucap dari bibir ini untuknya dikala rindu menyapa. Semoga Allah ampunkan segala salah khilafnya dan tempatkan di tempat terbaik di sisiNya, aamiin.

Ujian dari Allah tandanya Allah sayang, dengan ujian pula Allah tunjukkan betapa Dia Mahakuasa atas segala sesuatu dan betapa diri ini teramat kecil lemah tak berdaya, tak sanggup berbuat apa-apa melawan kuasaNya. Yang sehat berjalan dengan gagahnya bisa dibuatNya sakit lemah tak berdaya terbaring di pembaringan, atau justru yang bahkan tak sakit sekalipun bisa langsung dipanggilNya.

Saat ujian menyapa, Allah ingin lihat apa yang akan hambanya lakukan. Lalaikah dengan kesedihan atau kenikmatan yang menyapanya? Atau justru berlari mendekat padaNya? Merugilah jika lalai dalam taat padaNya saat ujian menyapa dan beruntunglah yang justru berlari padaNya sekuat tenaga kala hati begitu terluka karena kesedihan mendalam. Hanya Dia yang dapat menyembuhkan segala luka hati. Yakinlah Allah sangat menyayangi hambanya dengan segala bentuk ujianNya, tinggal buka mata hati lebar-lebar. Diri inipun tengah berusaha untuk membuka mata hati lebar-lebar, berusaha melihat dengan jelas, karena terkadang saat ujian datang terlalu banyak kabut pekat menyelubungi.

Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Kita tidak tau kapan dan bagaimana kita akan menemuiNya. Sakit berlama-lama kah? Atau justru yang tak terduga? Karena Dialah Yang Mahakuasa, kapanpun Dia mau, dan Dialah Yang Mahabijaksana.
Mama kata "Kita harus siap meninggalkan dan ditinggalkan".  Siap tidak siap ya harus siap terutama untuk meninggalkan. Persiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk hari akhir nanti. Karena kita tidak tahu kapan, tugas kita hanya persiapkan bekal amal yang banyak untuk menghadapNya. Ya, karena kita tidak tahu kapan dan kita sedang dalam antrian...

Sekarang, apa yang sudah kamu persiapkan sampai saat ini?

Tapi, sungguh kuasa Allah bukan sekedar tentang hidup dan matinya makhluk hidup. Dialah Mahakuasa atas segala sesuatu. Awan yang berarak. Angin yang berhembus. Rintik hujan yang jatuh ke bumi. Debur ombak yang bergulung. Gemerisik pepohanan dengan dedaunan yang rimbun. Matahari yang bersinar terang. Dan semuanya bertasbih kepadaNya dengan caranya masing-masing. Jika esok hari masih bisa kita menangis karena kesedihan mendalam, masih bisa kita nikmati indahnya awan berarak, sejuknya angin berhembus, bermain dengan rintik-rintik hujan, berbasah ria dengan ombak di pantai, mendengar gemerisik suara dedaunan yang rimbun, dan menikmati hangatnya mentari pagi, yakinlah Allah teramat sayang dengan kita dan sedang dengan tenang mengamati dan menanti kita untuk berlari mendekat padaNya dengan segala luka hati maupun kenikmatan yang telah diberikanNya pada kita. 

Maukah kamu, dengan segala kepedihan, kesedihan, kesulitan, dan kebahagianmu, berlari mendekatiNya? :)

May 24, 2015

Rindu

terkadang...
entah dari mana datangnya
entah bagaimana mulanya
ada sesuatu yang begitu membuncah di dada...

tak terjelaskan
terkadang menyesakkan
terkadang gelisah
terkadang air mata menitik seenaknya

sebuah tulisan berkata
jika seperti itu yang kau rasa
mungkin
sebongkah kecil daging di dalam sana
yang bernama hati sedang dirindui Sang PemilikNya

rindu ini
terkadang terabai
terkadang tersalah
terkadang justru tak terasa karena kurangnya peka

rindu
yang kadang tak terasa itu
yang kadang terabai itu
apakah tanda kerasnya hati?
walau terkadang kerasnya hati
pun masih dapat kau rasa sesak, gelisah dan air mata jatuh dengan seenaknya
semoga itu tanda  belum matinya hati

rinduNya masih lebih besar dari rasa terabaikan dan disalah artikan
rinduNya masih setia memanggil kerasnya hati

tidakkah kau juga rindu kembali kepadaNya
mengiba dengan pengharapan terbesar padaNya
yang tiada penyesalan dan amarah kala pengharapan terbesar itu tak berujung nyata
karena Dia lebih tahu apa hal terbaik bagi yang dirinduinya

jadi
tidakkah kau juga rindu?

May 15, 2015

27

Alhamdulillah...
Allah sampaikan di angka ini.
1 tahun terakhir begitu menakjubkan
semoga Allah masih berkenan menyampaikan tahun-tahun berikutnya
semoga Allah masih berkenan membimbing diri ini untuk menapaki jalanNya

"Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar" (An Nisa' : 113)

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karuniaNya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas" (Adh Dhuha : 5)

"Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami..." (Ath Thur :48)

dan Dialah penulis cerita paling sempurna....

Apr 19, 2015

Ego

Bismillah...

Assalamualaikum...

Suatu sore saat sedarng bercanda gurau bersama teman-teman, tiba-tiba
"Kak ipit ini tampinlannya aja begitu, bahasanyaaa..."

Dzingg!!!

Biasa saja reaksinya saat itu, tapi dalam hati "bla bla bla......" *mumbling mode on*
Marah tentu saja, tapi tidak diperlihatkan pada saat itu.

Pernah tak alami kejadian seperti itu? Saya iya. marah, kesal, jengkel dkk berkecamuk sangat di dada. Hingga satu pertanyaan  dan pernyataan muncul dengan sendirinya

"Kenapa kamu begitu marah? Mungkin bahasamu memang tidak karu-karuan, tidak teratur. Kenapa kamu harus marah?"
Daaannn saya menyadari kebodohan saya.
Atau pernahkah saat ditanya "Bagaimana kriteria suami/istri yang anda inginkan?" Coba mana suaranya yang jawab salih/saliha, hafal Quran, mapan, cantik/tampan, etc. Sudah lihat diri sendiri bagaimana?

Ini salah dua deteksi : ego. Saat seseorang mengkritik atau memberi saran, bagaimana reaksi anda, apakah itu diperlihatkan secara langsung, atau reaksi yang terjadi di dalam hati, hanya anda sendiri dan Allah yang tahu. Dan saat anda menentukan kriteria calon pasangan anda, anda akan melihat bagaimana ego anda bermain, ini bukan saya yang kata, tapi Ibu Ida Nur Laila saat kuliah pra nikah beberapa waktu lalu dan ego adalah hal kedua yang saya catat dari 4 hal yang beliau sampaikan..

Ego, salah satu penyakit hati yang sulit terdeteksi. Hanya diri kita sendiri yang tau bagaimana ego kita. Saat pembunuh bersalah karena membunuh dan terlihat hasil kesalahannya, hati yang salah ada yang bisa lihat hasil salahnya?
Ego yang tinggi, jika terlalu lama didiamkan, bisa jadi hati kian lama akan semakin keras bahkan mati, "dan berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras" (Al Hadid : 16). Hati mati, hanya keburukan yang dicari pada setiap diri yang menghampiri. Sulit menerima kebenaran dan selalu mencari pembenaran. etc.

Jika hati telah mati, mintalah padaNya untuk menghidupkan hati itu kembali seperti Allah menghidupkan bumi setelah matinya. "Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnyua Allah menghidupkan bumi sesudah matinya." (Al Hadid: 17). Bumi sebesar itu sebesar itu dapat Allah hidupkan kembali, apalagi sebongkah daging bernama hati. Dan jangan biarkan ego kembali mematikan hati yang telah dihidupkan kembali. Bisa saja Allah hidupkan lagi, tapi jika tidak?! Anda jawab sendiri :D

Kebenaran hanya milik Allah dan saya  tempatnya salah yang hatinya masih suka bandel dengan segala pembenarannya. Semoga hati kita senantiasa dilembutkan oleh Allah. Aamiin....
Wassalamualaikum......